POLITHEISME
Politheisme percaya adanya banyak
Allah. Ketika ada sesuatu yang menakutkan, kita pun menyembahnya agar kita
tidak mendapat malapetaka darinya.
Orang Tionghoa menyembah
tian gong (dewa langit), tu di gong (dewa tanah), zhao shen (dewa dapur), men
shen (dewa pintu), lin shen (dewa hutan), lei shen (dewa halilintar), dan masih
banyak lagi.
Puncak dari
Politheisme adalah Hinduisme. Mereka menyembah 360 juta dewa. Mereka percaya
bahwa manusia bisa naik derajat menjadi dewa, ataupun dewa bisa menjadi
manusia. Maka jangan membunuh babi,
sapi, atau kambing karena mungkin saja itu adalah kakek, nenek, atau kerabatmu
yang lain. Mereka percaya bahwa semua makhluk mempunyai sifat dewa.
Itulah Politheisme, di mana semua berkuasa dan yang berkekuatan besar
didewakan. Selain memuja dewa, mereka juga mendewakan nenek moyang atau
tokoh-tokoh penting, seperti Guan Gong, Kong Ming, dan Konfusius. Konsep mereka
tentang Allah tidak jelas karena mereka tidak mengenal bahwa Allah adalah Allah
yang sejati. Di Jepang, jenderal dan kaisar yang dianggap berjasa besar maka setelah
mati akan dipandang sebagai dewa.
Sebenarnya, Asia
adalah satu-satunya benua yang memproduksi agama-agama besar. Eropa memproduksi
logika dan epistemologi yang baik, seni yang agung, dan musik yang bermutu,
tetapi tidak memproduksi agama. Semua agama di Eropa diimport dari Asia, baik
mitologi Yunani maupun agama-agama di Eropa.
Maka, Politheisme
membuktikan bahwa manusia berdosa telah membuat banyak ilah untuk disembah
karena mereka tidak mengenal Allah yang sejati.