Friday, April 24, 2020

Matius 26:36-46 - di Taman Getsemani



DI TAMAN GETSEMANI
(Markus 14:32-42; Lukas 22:39-46)
36  Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.”
37  Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
38  lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”
39  Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
40  Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
41  Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.”
42  Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!”
43  Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat.
44  Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.
45  Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
46  Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.”

Kata Getsemani artinya sangat mungkin gentong zaitun atau alat pemeras zaitun; dan pasti sebuah Taman penuh dengan pokok zaitun yang bisa dan boleh dimasuki Yesus dengan sah.

Ada hal yang aneh namun terjadi, ditengah Yesus dikepung oleh orang-orang yang membenci-Nya ternyata ada orang-orang mendukung Dia disaat-saat terakhir hidup-Nya :
a.      Ada orang yang memberi-Nya Keledai untuk ditunggangi ketika memasuki Yerusalem.
b.     Ada orang yang memberi ruangan atas untuk mengadakan Perjamuan Malam Terakhir. Dan
c.      Ada orang yang memberi-Nya hak untuk memasuki taman di Bukit Zaitun.

Kedalam Taman itu Ia mengajak tiga orang murid yang pernah juga bersama di Bukit Transfigurasi dan disini Ia berdoa. Lukas juga menambahkan kata-kata ‘sebagaimana biasa’ (Lukas 22:39), untuk menunjukkan bahwa Yesus pergi ke sana bukan untuk bersembunyi, melarikan diri. Ia pergi ke tempat yang sudah biasa Ia datangi bersama murid-murid-Nya, dan karena itu Yudaspun tahu akan tempat itu (Yohanes 18:1-2). Yesus ketaman Getsemani untuk berdoa.

Suatu pergumulan doa yang luar biasa, ada beberapa yang dapat kita perhatikan betapa dasyatnya Doa-doa-Nya di Taman Getsemani ini untuk dosa manusia.

     1.     KEHENDAK BAPA HARUS DIGENAPI. Ia merasa pasti bahwa kematian-Nya sudah ada di depan. Desah napas kematian itu ada pada-Nya. Tidak seorangpun ingin mati dalam usia 33 tahun, apalagi mati dalam penderitaan salib.

Doa Yesus dalam ayat 39 secara implicit menunjukkan bahwa Ia takut terhadap ‘cawan’ itu.
Lukas 22:44b mengatakan bahwa ia mencucurkan peluh seperti darah. Ada yang menganggap bahwa ini betul-betul adalah darah, dan orang-orang ini mengatakan bahwa hal seperti ini memang bisa terjadi (dan pernah terjadi) pada orang yang mengalami ketakutan yang luar biasa.

Disini Yesus bergumul dengan hebat untuk menundukkan kehendak-Nya pada kehendak Allah. Ini bukan permainan sandiwara, ini adalah pergumulan yang hasilnya mungkin menang mungkin kalah.
Keselamatan dunia dipertaruhkan di Taman Getsemani ini.
   
     2.    KESENDIRIAN. Ia membawa ketiga murid pilihan-Nya, namun karena satu hari kebelakang mereka mengikuti Yesus dan Makan Perjamuan Malam, sehingga karena kegiatan yang cukup padat itu maka ketika mereka sekarang diajak ke Taman Getsemani untuk berdoa, maka kelelahan terjadi atas mereka dan mereka tidak dapat berjaga-jaga pada malam itu. Dan Yesus harus berdoa (bertempur) sendirian.
“roh memang penurut, tetapi daging lemah’. Arti:
Ø  Sekalipun dalam diri kita sudah ada kemauan untuk berbuat baik, tetapi kita tidak punya kekuatan untuk melakukan hal itu. Karena itu kita harus berdoa supaya Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksanakan kemauan yang baik itu.
Ø  Dalam diri kita ada 2 kekuatan yang tarik menarik (bdk. Galatia 5:17; Roma 7:18-20). Kita harus berdoa supaya tarikan ke arah yang baik­lah yang menang!

Hal ini bisa terjadi dalam hidup kita, adakalanya kita harus menghadapi sesuatu hal sendirian dan membuat keputusan sendiri, ada saat penolong yang diharapkan tidak menolong dan tidak ada penghiburan. Tetapi yang harus kita ingat Yesus hadir dalam hidup kita, kita tidak sendirian ada Dia dalam hidup kita, melalui Roh Kudus yang ada dalam hidup kita tidak sendirian.

Dalam Lukas dikatakan bahwa Allah mengirimkan seorang malaikat untuk menguatkan Yesus (Lukas 22:43). ini menunjukkan bahwa pergumulan Yesus saat itu betul-betul luar biasa, sehingga Allah merasa perlu untuk menguatkanNya dengan kehadiran seorang malaikat.

     3.    KEINTIMAN ANAK DAN BAPA. Kita tahu bagaimana anak-anak berbicara kepada kita dan apa sebutan mereka kepada kita sebagai ayah. Inilah yang dipakai Yesus untuk berbicara kepada Allah, “Ya Abba, Ya Bapa”. Yang dalam sehari-hari Pemimpin Yahudi dan orang Yahudi tidak berani menyapanya untuk Allah.

Ia berbicara kepada Allah, Bapa-Nya disurga seperti anak kecil, penuh kepercayaan, dan keintiman, seperti seorang anak kecil kepada Ayahnya.
Inilah satu kepercayaan yang harus kita miliki kepada Allah yang telah diperkenalkan Yesus kepada kita sebagai Bapa.

     4.    KEBERANIAN. Yesus berkata,”bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan aku sudah dekat.”
Sekaranglah waktunya untuk bertindak, mari kita menghadapi hidup dalam kedaan pahit dan orang-orang yang paling jahat. Yesus bangkit dari lutut-Nya untuk terjun ke dalam pertempuran kehidupan.

Inilah perlunya Doa. Dalam doa orang berlutut dihadapan Allah supaya ia dapat berdiri tegak di hadapan manusia. Dalam doa orang memasuki surga agar ia dapat menghadapi pertempuran di dunia.

Dan inilah yang terjadi terhadap Yesus :
v  Matius 26:47,55 - Ia ditangkap seperti penyamun.
v  Matius 26:65 - Ia dianggap sebagai penghujat.
v  Matius 27:63 - Ia dianggap sebagai penyesat [NIV: deceiver = Penipu)].
v  Salib adalah hukuman untuk orang yang sangat jahat dan terkutuk (Galatia 3:13; Ulangan 21:23).
v  Ia mati di antara 2 penjahat (bdk. Yesaya 53:9,12; Markus 15:27-28).

Karena Ia dianggap sebagai orang jahat, maka jelas murid-murid-Nya juga tidak akan diterima seperti dulu!  Inilah yang menyebabkan hidup dan pelayanan murid-murid kedepan akan menjadi berat dan sukar.

Amin.
Tgl.24-4-2020

PRAYS IN THE GARDEN;
36   Τότε  ρχεται  μετ’  ατν    ησος  ες  χωρίον  λεγόμενον  Γεθσημαν  κα  λέγει  τος  μαθητας·  καθίσατε  ατο  ως  ο  πελθν  κε  προσεύξωμαι. 
37   κα  παραλαβν  τν  Πέτρον  κα  τος  δύο  υος  Ζεβεδαίου  ρξατο  λυπεσθαι  κα  δημονεν. 
38   τότε  λέγει  ατος·  περίλυπος  στιν    ψυχή  μου  ως  θανάτου·  μείνατε  δε  κα  γρηγορετε  μετ’  μο
39   κα  προελθν  μικρν  πεσεν  π  πρόσωπον  ατο  προσευχόμενος  κα  λέγων·  πάτερ  μου,  ε  δυνατόν  στιν,  παρελθάτω  π’  μο  τ  ποτήριον  τοτο·  πλν  οχ  ς  γ  θέλω  λλ’  ς  σύ. 
40   κα  ρχεται  πρς  τος  μαθητς  κα  ερίσκει  ατος  καθεύδοντας,  κα  λέγει  τ  Πέτρ·  οτως  οκ  σχύσατε  μίαν  ραν  γρηγορσαι  μετ’  μο

PRAYS IN THE GARDEN;
36 tote  erchetai  met  autōn  o  iēsous  eis  chōrion  legomenon  gethsēmani  kai  legei  tois  mathētais·  kathisate  autou  eōs  ou  apelthōn  ekei  proseuxōmai. 
37 kai  paralabōn  ton  petron  kai  tous  duo  uious  zebedaiou  ērxato  lupeisthai  kai  adēmonein. 
38 tote  legei  autois·  perilupos  estin  ē  psuchē  mou  eōs  thanatou·  meinate  ōde  kai  grēgoreite  met  emou. 
39 kai  proelthōn  mikron  epesen  epi  prosōpon  autou  proseuchomenos  kai  legōn·  pater  mou,  ei  dunaton  estin,  parelthatō  ap  emou  to  potērion  touto·  plēn  ouch  ōs  egō  thelō  all  ōs  su. 

40 kai  erchetai  pros  tous  mathētas  kai  euriskei  autous  katheudontas,  kai  legei  tō  petrō·  outōs  ouk  ischusate  mian  ōran  grēgorēsai  met  emou;

Sunday, April 19, 2020

Matius 26:31-35 TERGONCANG IMANMU (SKANDALISTHESESTHE)





MATIUS 26:31-35, Petrus akan menyangkal Yesus
(MArkUS 14:26-31; LukAS 22:31-34; Yohanes 13:36-38)
30 Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun.
31 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
32 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.”
33 Petrus menjawab-Nya: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.”
34 Yesus berkata kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”
35 Kata Petrus kepada-Nya: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

TERGONCANG IMANMU (SKANDALISTHESESTHE)

Berasal dari kata dasar SKANDALIZO yang artinya: ‘menyebabkan seseorang berdosa’ atau ‘menyebabkan seseorang berhenti beriman’.  Kalau kata ini ada dalam bentuk pasif (seperti dalam ay 31 ini), maka bisa berarti: berhenti percaya, jatuh ke dalam dosa.  Kalau kata ini dalam bentuk pasif dan diikuti dengan kata Yunani EN (seperti dalam ay 31 ini), artinya: menolak, meninggalkan. ragu-ragu.

Dalam Matius 11:6 kata Yunani SKANDALISTHEI, yang juga berasal dari kata dasar SKANDALIZO, diterjemahkan ‘kecewa dan menolak’ [NASB: ‘stumbling’ (= tersandung); NIV: ‘fall away’ (= meninggalkan, menjadi lemah)].

Beberapa hal yang kita akan perhatikan tentang Yesus, dimana di perikop ini Dia memperingati murid-murid akan akhir dari kebersamaan mereka selama ini, ini adalah malam terakhir mereka melihat Yesus, dan mereka akan tercerai berai karena kematiannya, (Yesus agak mengubah kata-kata dari Zakharia 13:7. Dalam Zakharia 13:7 tidak dikatakan secara explicit bahwa Allah yang membunuh gembala itu. Tetapi dalam ayat 31b itu Yesus berkata bahwa Allahlah yang akan membunuh gembala (= Yesus) itu. Ini cocok dengan ayat-ayat seperti Yesaya 53:10a;  Kisah 2:23; Kisah 4:27-28;  Roma 8:32. 
Sekalipun yang membunuh Yesus sebetulnya adalah orang-orang Romawi, tokoh-tokoh Yahudi dsb, tetapi karena Allahlah yang menetapkan hal itu, dan Ia juga yang mengatur sehingga hal itu terjadi, maka dikatakan bahwa Allah yang membunuh Yesus!
Kematian gembala akan menyebabkan domba-domba tercerai berai.   tetapi Dia juga mengingatkan setelah itu mereka akan bertemu dengan-Nya di Galilea.

Nah inilah yang Yesus lakukan sekalipun Dia tahu murid-murid-Nya akan tercerai berai bahkan meninggalkan Dia (Zakharia 13:7) :
1. Ia tahu apa yang akan terjadi dihadapan-Nya kedepan, terhadap diri-Nya, dan tidak terhindarkan, tetapi Ia Berjalan terus mengikuti perintah Bapa-Nya mati di kayu salib.
2. Dia tahu apa yang akan terjadi, "Sesudah Aku dibangkitkan, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." Dia memandang jauh kedepan lewati Salib, Ia merasa yakin akan kemuliaan yang kelak Ia peroleh walaupun tengah menderita.
3. Ia tahu bahwa murid-murid-Nya akan lari untuk menyelamatkan diri dan meninggalkan-Nya pada saat Ia amat membutuhkan; tetapi Ia tidak memarahi mereka, Ia tidak mengutuki mereka, Ia tidak menyimpan penyesalan atas mereka, atau menyebut mereka manusia tak berguna.

Dalam bagian paralelnya dalam Injil Lukas, ada di Lukas 22:31-32 yang tidak ada dalam Injil Matius.
a.   ‘Iblis menuntut’.
Ini menunjukkan bahwa:
Setan ‘berdoa’ dengan sungguh-sungguh supaya diijinkan menyerang dan menghancurkan kita. Bagaimana kalau saudara berdoa? Juga bersungguh-sungguh dan tekun? Atau saudara kalah dibanding dengan setan dalam hal berdoa?
Setan selalu dibatasi oleh Tuhan! Ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali dengan ijin Tuhan! Dan Tuhan hanya mengijinkan apa yang membawa kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Karena itu, bagaimanapun hebatnya serangan setan yang saudara alami, tetaplah tenang dan percaya bahwa Tuhan mengatur semua itu untuk kebaikan saudara!

b.  ‘Menampi kamu seperti gandum’.
Kata ‘kamu’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan bentuk jamak. Jadi, sekalipun kata-kata itu kelihatannya hanya ditujukan kepada Simon Petrus, tetapi jelas ini merupakan peringatan untuk mereka semua.

Tradisi menampi gandum pada saat itu. Gandum yang sudah ditumbuk (sekam dan gandum sudah terlepas), lalu diletakkan di tempat yang banyak anginnya, lalu dihambur-hamburkan ke atas. Angin akan meniup sekam (yang lebih ringan) sehingga jatuh ke tempat yang agak jauh. Tetapi gandumnya (yang lebih berat) tetap akan jatuh ke bawah. Dengan cara itu gandum terpisah dari sekamnya.

Jelas bahwa 11 murid itu adalah ‘gandum’, bukan ‘sekam’. Tetapi setan ingin menyerang mereka sedemikian rupa sehingga sekalipun mereka adalah gandum, tetapi mereka tetap terbang, tertiup ke tempat sekam. Dengan kata lain, setan berusaha supaya mereka murtad.

Inilah kebesaran Yesus bahwa Ia mengenal kejelekan manusia yang paling buruk, dan tetap mengasihi mereka :
a. Ia tahu akan kelemahan-kelemahan manusiawi kita.
b. Ia tahu betapa pastinya kita akan berbuat salah dan gagal dalam kesetiaan, tetapi pengetahuan itu tidak mengubah kasih-Nya menjadi kepahitan atau penghinaan.
c. Yesus memiliki simpati bagi manusia yang di dalam kelemahannya telah terdorong untuk melakukan dosa.

4. Petrus, punya kepercayaan yang berlebihan pada dirinya sendiri. Petrus merasa sanggup menghadapi situasi yang akan timbul dengan kekuatannya sendiri. Petrus merasa kuat dari pada yang diketahui Yesus tentang dirinya. Tetapi Yesus tahu apa yang akan terjadi terhadap Petrus dia akan menyangkali-Nya.
a. Kata-kata Petrus disini betul-betul menunjukkan kesombongan yang hebat, karena ia menganggap, menilai dirinya sendiri lebih hebat dari murid-murid yang lain.

Kalau saudara adalah orang yang sombong, baca dan renungkan ayat- ayat ini: Amsal 16:18; 18:12; 26:12; 29:23; 1 Korintus 10:12; 1 Petrus 5:5; 2 Tawarikh 26:16; 32:25.

Kata-kata Petrus ini, menyebabkan terjadinya pertanyaan Yesus (setelah kebangkitan) yang berbunyi: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka ini?” (Yohanes 21:15).

Yang Yesus maksudkan dengan pertanyaan itu, bukanlah ‘Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari engkau mengasihi mereka ini?’, tetapi ‘Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka ini mengasihi Aku?’. Jadi, di sini Yesus ingin melihat apakah Petrus masih berani menganggap dirinya lebih hebat dari murid-murid yang lain atau tidak. Dan ternyata bahwa pada saat itu Petrus sudah berubah, bertobat! Tetapi ini bisa terjadi karena kejatuhannya yang hebat pada saat ia menyangkal Yesus 3 kali (ayat 69-75).

b.  Kata-kata Petrus ini menunjukkan self-confidence (= keyakinan pada diri sendiri).

Ia bahkan lebih percaya kepada dirinya sendiri dari pada pada kata-kata Yesus, nubuat firman Tuhan dalam ayat 31,34!

Apakah saudara sendiri tidak pernah mempercayai diri saudara sendiri lebih dari pada Firman Tuhan? Kalau Tuhan memperingati saudara untuk berjaga-jaga, berhati-hati menghadapi pencobaan dsb, tetapi saudara meremehkan semua itu, dan menganggap diri saudara toh kuat menghadapi semua pencobaan itu, bukankah itu berarti saudara lebih percaya pada diri saudara sendiri dari pada kepada Firman Tuhan? Sebetulnya setiap kali kita meremehkan peringatan dari Tuhan, kita sudah jatuh dalam dosa yang sama seperti yang dilakukan Petrus di sini!

Keyakinan pada diri sendiri menyebabkan ia tidak berdoa (lihat ay 40), dan ini justru menyebabkan ia jatuh ke dalam dosa!

Karena itu, berhentilah untuk percaya kepada diri saudara sendiri dan belajarlah untuk bersandar dan percaya kepada Tuhan! (Yohanes 15:5;  Filipi 4:13).

Adalah sesuatu yang baik kalau kita bisa mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang baik. Tetapi kita harus sadar bahwa kita juga membutuhkan kekuatan untuk melakukan hal yang baik itu, dan kekuatan itu harus kita minta dari Tuhan! (Filipi 2:12-13; Roma 7:18-19).

5. Yesus memberitahukan sebelum ayam berkokok Petrus akan menyakali Yesus tiga kali. Orang Romawi dan orang Yahudi membagi malam menjadi empat giliran jaga. :
a. pkl.18.00 hingga pkl.21.00.
b. pkl.21.00 hingga tengah malam pkl.24.00.
c. pkl.24.00 hingga pkl.03.00.
d. pkl.03.00 hingga pkl.06.00.
Antara giliran jaga ketiga dan keempat, ayam jantan berkokok.
Yang Yesus katakan ialah bahwa sebelum fajar tiba Petrus akan menyangkali-Nya tiga kali.
Didalam ayat 34 (lihat Lukas 22:34):
a.  Ada orang-orang yang menganggap nubuat ini tidak mungkin terjadi, karena ayam adalah binatang haram bagi orang Yahudi, sehingga mereka jelas tidak memelihara ayam. Tetapi perlu diingat, bahwa orang Romawi tidak menganggap ayam sebagai binatang haram, dan mereka memelihara ayam.
b.  Nubuat ini penting, karena nanti kokok ayam itulah yang mengingatkan Petrus pada nubuat ini, dan menyadarkannya bahwa ia sudah menyangkal Yesus (ayat 74-75).


AMIN.

KALIMAT PENDEK

INJIL LUKAS 11

RHEMA HARI INI

BERSELANCAR DALAM KEBENARAN (MATIUS)