Monday, May 30, 2016

MENGHAKIMI. Matius 7:1-5


Matius 7:1-5 Do Not Judge
1      "Judge not, that you be not judged.
2     For with what judgment you judge, you will be judged; and with the measure you use, it will be measured back to you.
3     And why do you look at the speck in your brother's eye, but do not consider the plank in your own eye?
4     Or how can you say to your brother, 'Let me remove the speck from your eye'; and look, a plank is in your own eye?
5     Hypocrite! First remove the plank from your own eye, and then you will see clearly to remove the speck from your brother's eye.

1      Μ  κρίνετε,  να  μ  κριθτε· 
2     εν  ω  γαρ  κριματι  κρινετε  κριθησεσθε  και  εν  ω  μετρω  μετρειτε  μετρηθησεται  υμιν. 
3     τί  δ  βλέπεις  τ  κάρφος  τ  ν  τ  φθαλμ  το  δελφο  σου,  τν  δ  ν  τ  σ  φθαλμ  δοκν  ο  κατανοες; 
4       πς  ρες  τ  δελφ  σου·  φες  κβαλω  τ  κάρφος  κ  το  φθαλμο  σου,  κα  δο    δοκς  ν  τ  φθαλμ  σο
5     ποκριτά  κβαλε  πρτον  κ  το  φθαλμο  σο  τν  δοκόν,  κα  τότε  διαβλέψεις  κβαλεν  τ  κάρφος  κ  το  φθαλμο  το  δελφο  σου. 

Menurut Para Rabbi Yahudi ada 6 perbuatan besar yang memberikan nama baik didunia dan keuntungan di masa yang akan datang :
1, BELAJAR.
2. MENGUNJUNGI ORANG SAKIT.
3. KERAMAH TAMAHAN.
4. PENYERAHAN DALAM DOA.
5. MENDIDIK ANAK-ANAK TENTANG HUKUM TAURAT.
6. MEMIKIRKAN HAL-HAL YANG BAIK UNTUK ORANG LAIN.

Perintah Tuhan Yesus untuk tidak menghakimi dan menilai orang secara gegabah inilah yang sering dilanggar.

Mengapa tidak boleh menghakimi :
    1.     Kita tidak mengetahui seluruh kenyaataan dan pribadi orang lain seutuhnya.
    2.    Hampir tidak ada kemungkinan bagi siapapun untuk mengadakan penilaian atau penghakiman secara jujur dan objektif.
    3.    Tidak ada orang yang pantas untuk menghakimi dan menilai orang lain.

Alasan yang sering dikemukakan untuk melarang menghakimi :
a Itu tidak kasih. Ini salah, karena kita menilai seseorang bisa dengan tujuan meluruskan orang itu dari kesalahan / kesesatannya, dan juga untuk menolong supaya orang lain tidak ikut dengan kesesatan tersebut.

b. Kita tidak boleh bertengkar, kita harus cinta damai. Ini salah, karena:
Kalau kita membiarkan kesesatan dengan alasan cinta damai, kita tidak mencintai orang-orang yang bisa menjadi korban kesesatan itu.

Menyatakan kesalahan / kesesatan seseorang tidak berarti harus bertengkar. Tetapi kalau toh terpaksa bertengkar, karena orang yang ditegur tidak mau bertobat, perlu kita ketahui bahwa kebenaran lebih berharga dari pada perdamaian, dan perdamaian harus rela dikorbankan demi kebenaran.

Dalam Yakobus 3:17 dikatakan: “Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik”. Perhatikan bahwa ‘murni’ mendahului ‘pendamai’, dan karena itu kebenaran harus lebih diutamakan dari perdamaian.

c. Kita tidak maha tahu. Sekalipun kita memang tidak maha tahu, tetapi Allah telah memberi kita Kitab Suci / Firman Tuhan, yang salah satu fungsinya adalah ‘menyatakan kesalahan’.

2 Timotius 3:16-17 - “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik”.

Jadi, dengan belajar Kitab Suci kita bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah / sesat. Mengatakan ‘kita tidak tahu’ seringkali bukan merupakan perwujudan dari kerendahan hati, tetapi justru merupakan perwujudan dari suatu sikap tegar tengkuk, yang sekalipun sudah diberi tahu tetapi tetap tidak mau tahu!

Do Not Judge
1  mē  krinete,  ina  mē  krithēte· 
2  en  ō  gar  krimati  krinete  krithēsesthe  kai  en  ō  metrō  metreite  metrēthēsetai  umin. 
3  ti  de  blepeis  to  karphos  to  en  tō  ophthalmō  tou  adelphou  sou,  tēn  de  en  tō  sō  ophthalmō  dokon  ou  katanoeis; 
4  ē  pōs  ereis  tō  adelphō  sou·  aphes  ekbalō  to  karphos  ek  tou  ophthalmou  sou,  kai  idou  ē  dokos  en  tō  ophthalmō  sou; 
5  upokrita  ekbale  prōton  ek  tou  ophthalmou  sou  tēn  dokon,  kai  tote  diablepseis  ekbalein  to  karphos  ek  tou  ophthalmou  tou  adelphou  sou.

1  "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
2  Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
3  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
4  Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.

5  Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Monday, May 23, 2016

MENDAPAT UPAH APAKAH ALKITABIAH ? Matius 6


Didalam Matius pasal 6 Tuhan Yesus berbicara tentang Allah memberikan upah kepada orang-orang yang melakukan kehendak Allah (Matius 6:4, 6, 18).

Telah sering dikatakan, bahwa didalam kekristenan tidak ada tempat sama sekali bagi upah.
Pendapat tersebut diatas sepertinya baik dan luhur, tetapi pendapat itu bukanlah pendapat yang dipegang Yesus. Yesus berbicara tentang upah sebagai berikut :
Ø  Matius 5:12. Orang-orang yang tetap setia dan menerima upahnya kelak.
Ø  Matius 10;42. Orang yang memberikan segelas air  tidak akan kehilangan upahnya.
Ø  Matius 25:14-30. Perumpamaan Talenta dan mendapat upah.
Ø  Matius 25;31-46. Peghakiman terakhr dan mendapat upah.

Jadi sangat jelas Yesus berbicara tentang UPAH dan HUKUMAN, dan kita harus hati-hati tentang pemikiran perihal Upah dan Hukuman sehingga lebih rohani dari pada Yesus sendiri.

Ada beberapa realita yang perlu kita ketahui :
v  Setiap tindakan yang tidak mencapai hasil atau sasaran adalah tindakan sia-sia dan tak berguna.
v  Meniadakan prinsip upah dan hukuman dari pemikiran agamaniah adalah sama dengan melestarikan ketidak adilan.
Upah ganjaran dan hukuman adalah perlu, agar hidup kita lebih bermakna.

Kalau upah dan ganjaran dan human tidak ada, maka segala usaha dan tindakan akan sia-sia.

I.      POKOK PIKIRAN KRISTIANI TENTANG UPAH.
o    Seperti penjelasan diatas Yesus tidak berbicara tentang upah material atau upah bendawi. Tetapi di Perjanjian Lama mengenai upah sama dengan kemakmuran bendawi. Dan itu menunjukan bukti bahwa orang yang memilikinya adalah orang yang baik.
Contoh : Ayub, ketiga teman-teman nya menghakimi dia atas musibah yang dialaminya akibat dari dosa Ayub, namun ayub menentang dengan gigihnya. Elifas siapakah manusia yang binasa tidak bersalah Ayub 5:7; Bildad berkata kalau engkau bersih dan jujur harusnya Ia bangkit menolongmu (Ayub 8:6), Zofar pengajaranku murni, aku bersih dihapanMu. Ayub 11:4.
Tapi akibat menulis berkat yang menyertai orang percaya, Mazmur 37:5, Mazmur 91:7-10.
Yang dijanjikan Yesus bukanlah kelimpahan bendawi, tetapi adalah PENCOBAAN, KESENGSARAAN, PENDERITAAN, ANIAYA, dan KEMATIAN.  Ini bukanlah upah jasmani.
o   Orang yang dengan sengaja  mencari, malah tidak akan pernah memperoleh upah.
Orang yang selalu memperhitungkan upah bagi dirinya adalah orang yang menganggap Allah sebagai hakim atau akuntan yang harus menentukan jumlah upah yang patut diterimanya
                                
Satu hal yang besar terdapat dalam ajaran Kristiani tentang upah adalah orang yang mencari, mengharapkan, menuntut, malah tidak mendapat; sebaliknya orang yang hidupnya didasarkan oleh kasih, serta tidak pernah menganggap dirinya pantas mendapat upah, justru menerimanya.

Jadi didalam kekristenan upah bukanlah hal yang utama. Upah adalah hasil sampingan, namun juga hasil akhir dari hidup secara kristiani.

II.   UPAH DAN GANJARAN KRISTIANI.
Apakah upah dan ganjaran hidup kristiani itu ? Upah dan ganjara hidup kristiani adalah upah yang ditujukan hanya bagi orang-orang yang hidup secara kristiani. Upah kristiani yang pertama :
a.    KEPUASAN.
Hal itu hanya muncul bagi orang-orang yang melakukan hal-hal benar, taat dan setia kepada Yesus, serta berjalan didalam-Nya.
Mungkin saja terjadi, orang yang demikian akan kehilangan keberuntungan, kedudukan, atau ditahan, dipenjara, menjadi bahan cemoohan, kesepian dan terhina. Namun dia tetap memiliki kepuasan yang terdalam yang tidak dapt dinilai dengan uang.

b.    BERTAMBAHNYA TUGAS YANG HARUS DIKERJAKAN.
Hal yang aneh adalah ketika tugas selesai ternyata sudah ada tugas lagi yang lebih besar yang memerlukan ketekunan dan kerajinan yang lebih tinggi. didalam Perumpamaan Talenta. Matius 25:14-50.
Contoh-contoh :
v  Murid yang pandai, akan diberikan  tugas-tugas yang lebih berat.
v  Atlit muda yang pandai, malah semakin diberikan tugas yang lebih berat.
v  Pemusik cilik yang pandai, justru akan diberikan tugas yang sukar dan berat.
Upah kristiani adalah kebalikan dari upah duniawi. upah kristiani makin besar dan berat tugas yang harus kita kerjakan, makin besar pula upah yang tersedia.

c.    HIDUP BERSAMA ALLAH.
Orang yang hidup secara duniawi yang jarang berfikir tentang Allah, akan merasa ngeri dan takut diperhadapkan dengan Allah. Dan orang yang berjalan menurut jalannya sendiri dan semakin menjauh dari Tuhan , maka jurang yang memisahkannya semakin lebar dan orang ini akan melihat Allah menjadi tokoh yang asing dan kejam yang akan selalu dihindarinya.
Tetapi orang yang selalu berusaha mendekat kepada Allah sepanjang hidupnya akan selalu mentaati Tuhannya, maka ia tidak takut mengalami kehadirarn Tuhan dalam hidupnya. Dan orang itu benar-benar hidup bersama dengan Allah. Dan itulah upah yang paling besar dari semuanya.


DIDALAM TUHAN BAIK KITA ADA DIBUMI MAUPUN NANTI DISURGA PASTI AKAN MENDAPAT UPAH SESUAI DENGAN TANGGUNG JAWAB YANG KITA TERIMA DARI TUHAN.


TUJUH CAWAN MURKA (Ketujuh Malapetaka)





Wahyu 14;13, Berbahagia orang yang mati dalam Tuhan





TUAIAN DI BUMI, Wahyu 14;1-5





Revelation 4:6-8



KALIMAT PENDEK

INJIL LUKAS 11

RHEMA HARI INI

BERSELANCAR DALAM KEBENARAN (MATIUS)