Monday, April 14, 2014

Matius 2:16-18, Massacre of the Innocents/ Pembunuhan Anak-anak kecil

  Matius 2:16-18
16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."

16   Τότε  Ἡρῴδης  ἰδὼν  ὅτι  ἐνεπαίχθη  ὑπὸ  τῶν  μάγων  ἐθυμώθη  λίαν,  καὶ  ἀποστείλας  ἀνεῖλεν  πάντας  τοὺς  παῖδας  τοὺς  ἐν  βηθλέεμ  καὶ  ἐν  πᾶσιν  τοῖς  ὀρίοις  αὐτῆς  ἀπὸ  διετοῦς  καὶ  κατωτέρω,  κατὰ  τὸν  χρόνον  ὃν  ἠκρίβωσεν  παρὰ  τῶν  μάγων.  17   τότε  ἐπληρώθη  τὸ  ῥηθὲν  διὰ  Ἱερεμίου  τοῦ  προφήτου  λέγοντος·
      18   φωνὴ  ἐν  Ραμὰ  ἠκούσθη
            κλαυθμὸς  καὶ  ὀδυρμὸς  πολύς·
         Ραχὴλ  κλαίουσα  τὰ  τέκνα  αὐτῆς,
            καὶ  οὐκ  ἤθελεν  παρακληθῆναι,
         ὅτι  οὐκ  εἰσιν.

Dari ayat diatas ada beberapa hal yang menarik yang saya dapatkan:
1.     Betlehem bukanlah kota yang luas dan anak-anak yang berumur 2 tahun tidak akan melebihi 20-30 orang.
2.    Ada 2 golongan yang mengalami penderitaan akibat tindakan Herodes ini:
1)      Ibu dari bayi-bayi yang dibunuh (ayat 17-18).
a)   Mereka sedih dan menangis (ayat 18).
Banyak orang Kristen menyalahkan orang menangis dalam keadaan apapun berdasarkan Filipi 4:4 dan Roma 8:28. Tetapi dalam Kitab Suci kita melihat bahwa:
·      Yesus juga pernah sedih dan menangis (Matius 26:37-38  Yohanes 11:33-35).
·      Paulus berkata bahwa kita harus menangis dengan orang yang menangis (Roma 12:15b).
Ini menunjukkan bahwa ada situasi dimana kesedihan dan tangisan bisa dibenarkan.
b)   Mereka hanya / terus-menerus menujukan pandangannya pada penderitaan mereka (ayat 18: ‘mereka tidak ada lagi’)
c)   Mereka tidak mau dihibur (ayat 18).

2)   Yusuf, Maria dan Yesus.
a)   Mereka harus mengungsi ke Mesir dan hidup di negeri asing / kafir.
Pengungsian ini tidak diceritakan dalam Injil Lukas, tetapi seharusnya kira-kira terletak di sela-sela Lukas 2:39.
b)  Setelah kematian Herodespun, mereka tidak terbebas dari penderitaan, karena ternyata Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan ayahnya (ayat 22).
Kalau dicermati sedikit lebih dalam ternyata Kutipan Matius tentang
Yeremia 31:5 “Beginilah firman TUHAN: Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.

Ayat ini sampai sekarang masih dijadikan perdebatan oleh beberapa Teolog, karena ada anggapan umum, bahwa ayat ini sepertinya kurang tepat untuk nubuatan peristiwa diatas, tetapi kita harus percaya bahwa Matius menulis itu bukan sembarangan, dia menulis ayat tersebut diatas pasti karena pencerahan dari Roh Kudus yang membimbingnya untuk menulis ayat tersebut diatas.
Dari penjelasan yang sederhana ini kita dapat ambil kesimpulan setiap penderitaan tidak pernah tidak ada rencana Tuhan yang baik untuk Manusia, tinggal kembali kepada kita yang percaya akan Dia bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan (Roma 8:28)

Bekasi, 01 Juli 2013


Karyadim642.blogspot.com

16   Then Herod, when he saw that he was deceived by the wise men, was exceedingly angry; and he sent forth and put to death all the male children who were in Bethlehem and in all its districts, from two years old and under, according to the time which he had determined from the wise men.
17 Then was fulfilled what was spoken by Jeremiah the prophet, saying:
18      " A voice was heard in Ramah,
          Lamentation, weeping, and great mourning,
          Rachel weeping for her children,
          Refusing to be comforted,
          Because they are no more."


KALIMAT PENDEK

INJIL LUKAS 11

RHEMA HARI INI

BERSELANCAR DALAM KEBENARAN (MATIUS)