Tuesday, October 20, 2020

KITAB ULANGAN 21 (AUDIO)

KEPEMIMPINAN DIMULAI DENGAN KESABARAN DAN KETAATAN.

https://www.youtube.com/channel/UC8m2gD66qnRsakDyvlFj2zg

BERJALANLAH selalu bersama dengan Tuhan Yesus dengan membaca dan merenungkan, serta melakukan Firman-Nya.

Karyadi DONE SUDAH BACA

1 Samuel 13:13-14  Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. 

Tetapi sekarang kerajaanmu tidak aakankan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."  

RHEMA HARI INI.

KEPEMIMPINAN DIMULAI DENGAN KESABARAN DAN KETAATAN.

Ketaatan pada Tuhan bersifat mutlak. Dialah Raja sejati yang berdaulat penuh atas hidup umat manusia, baik ia rakyat biasa, pembesar, atau seorang raja sekalipun. Namun Saul, raja yang dipilih Tuhan, gagal untuk taat mutlak pada Tuhan. 

Menjelang pertempuran melawan Filistin, Samuel berjanji akan datang dalam tujuh hari, tetapi ketika Samuel belum juga tiba, Saul tidak sabar sehingga lancang mempersembahkan kurban yang bukan tugasnya. Padahal Samuel datang pada waktunya, tepat sesuai janjinya (lihat ayat 10). 

Alasan Saul tidak menaati firman Tuhan serupa dengan alasan yang sering kita pakai. 

Pertama, terdesak oleh keadaan karena pasukan Filistin menjepit mereka. Kita pun sering berkata bahwa kita terpaksa melanggar firman Tuhan karena kondisi mendesak kita, takut menghadapi kesulitan hidup, sudah tidak makan sekian waktu, sehingga harus mencuri, menjarah, serta tindakan2 yg tdk layak lainnya. 

Kedua, tidak sabar menantikan jawaban atau pertolongan Tuhan. Seperti Saul tidak sabar menunggu Samuel, kita juga sering tak sabar menunggu jawaban Tuhan bila sedang menggumulkan sesuatu. Kita ingin secepat mungkin menyelesaikan masalah, tanpa peduli bila kita lakukan hal itu melanggar firman Tuhan. 

Ketidaksabaran dan ketidaktaatan inilah yang menyebabkan Tuhan mencabut janji-Nya atas kelanggengan dinasti Saul,

Saul kemudian ditolak oleh Tuhan dan kerajaannya tidak kokoh (ayat 14). Bukan karena kalah berperang dengan Filistin, melainkan karena tidak taat kepada firman Tuhan. 

Ia tidak taat kepada aturan yang melarangnya melakukan tugas yang bukan wewenangnya. Pemimpin yang tidak tahu batas wewenangnya akan berkembang menjadi pemimpin yang membahayakan bukan mendatangkan sejahtera bagi rakyatnya. 

Maka kita harus belajar untuk taat mutlak kepada Tuhan, dengan tidak mencari-cari alasan. Kegagalan kita bukan terutama karena serangan iman dari luar, melainkan lebih sering karena sikap hati kita yang tidak sepenuhnya bersedia tunduk pada Tuhan.

KALIMAT PENDEK

INJIL LUKAS 11

RHEMA HARI INI

BERSELANCAR DALAM KEBENARAN (MATIUS)