Dogs and Pigs |
Matius
7:6
6 "Do not give what
is holy to the dogs; nor cast your pearls before swine, lest they trample them
under their feet, and turn and tear you in pieces.
6 Μὴ
δῶτε
τὸ
ἅγιον
τοῖς κυσὶν μηδὲ
βάλητε τοὺς
μαργαρίτας ὑμῶν ἔμπροσθεν τῶν χοίρων, μήποτε
καταπατήσουσιν αὐτοὺς ἐν
τοῖς ποσὶν αὐτῶν καὶ
στραφέντες ῥήξωσιν ὑμᾶς.
6 mē dōte to
agion tois kusin
mēde balēte tous
margaritas umōn emprosthen
tōn choirōn, mēpote
katapatēsousin autous en
tois posin autōn
kai straphentes rēxōsin
umas.
Orang hanya dapat memahami apa yang cocok untuk difahaminya.
Kita tidak bisa membuka hati kita kepada setiap orang. Dan akan selalu ada
orang yang menganggap pemberitaan tentang Yesus Sebagai suatu ketololan. Kalau
kebenaran Kristiani kita sampaikan kepada mereka dengan kata-kata, tentu akan
menemui halangan yang hebat didalam benak mereka.
Ø Apakah
yang harus kita lakukan terhadap orang-orang yang demikian itu ?
Ø Apakah
harus kita tinggalkan begitu saja ?
Ø Apakah
pemberitaan Kristus tidak kita sampaikan
kepada mereka ?
Penjelasan yang perlu dimengerti tentang Hal
yang baik dan tidak tentang pemberitaan Kabar baik :
1. Barang
kudus dan mutiara (barang berharga). Apa artinya? Ada 2 penafsiran:
a. Perjamuan kudus. Jadi,
yang dimaksud dengan ‘barang kudus’ dan ‘mutiara’ adalah roti dan anggur dalam
Perjamuan Kudus. Ini tidak boleh diberikan kepada ‘anjing’ / ‘babi’ yang
diartikan sebagai orang yang belum kristen. Penafsiran ini tidak bisa dibenarkan
karena ay 6b ada kata-kata ‘diinjak-injak’ dan ‘mengoyak’ yang menjadi
kehilangan artinya kalau ‘barang kudus’ dan ‘mutiara’ diartikan demikian.
b. Firman Tuhan / Injil. Dari kedua istilah yang
digunakan oleh Yesus ini, kita harus tahu betapa tingginya kita harus menilai
Firman Tuhan / Injil! Jangan sedikitpun punya perasaan merendahkan terhadap
Firman Tuhan / Injil, kalau saudara tidak mau disebut sebagai babi dan anjing!
2. Babi
dan anjing. Ada 2 pandangan lagi tentang babi dan anjing ini:
a. Orang-orang non Yahudi.
Ini jelas adalah
penafsiran dari orang-orang Yahudi abad-abad pertama. Mereka menganggap Injil /
Firman Tuhan hanya boleh diberitakan kepada orang Yahudi. Ini tentu
bertentangan dengan Matius 28:19 dan Kisah 1:8, yang jelas memerintahkan kita
untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa.
b. Orang-orang yang tidak
menghargai Injil dan lalu menghina / menghujat Injil atau membuatnya sebagai
lelucon / bahan guyonan. Terhadap orang-orang seperti ini penginjilan harus
dihentikan.
Injil adalah sesuatu yang kudus / berharga. Memang Injil harus
diberitakan kepada orang jahat / yang belum percaya, tetapi kalau mereka
menghinanya, kita harus berhenti dalam memberitakan Injil. Jelas bahwa tidak
semua orang yang tidak percaya bisa dianggap sebagai anjing / babi. Hanya
mereka yang menghinanya bisa dianggap seperti itu.
Karena itu kalau saudara tetap ‘bertekun’ dalam
memberitakan Injil sekalipun orang yang saudara injili itu membuatnya sebagai
guyonan dan ejekan, sadarilah bahwa itu bukanlah ketekunan dalam memberitakan
Injil, tetapi dosa!
William Hendriksen:
“Christ’s disciples must not endlessly continue to
bring the gospel message to those who scorn it. To be sure, patience must be
exercised, but there is a limit. ... Staying on and on in the company of those
who ridicule the Christian religion is not fair to other fields that are
waiting to be served”
(= Murid-murid Kristus tidak boleh terus menerus
membawa berita Injil kepada mereka yang memandang rendah / mencemoohkannya.
Jelas bahwa kita harus sabar, tetapi ada batasnya. ... Tinggal terus menerus
dalam kumpulan orang-orang yang mengejek / mentertawakan / mencemoohkan agama
Kristen merupakan sikap yang tidak adil terhadap ladang-ladang lain yang sedang
menunggu untuk dilayani).
Hendriksen juga menunjukkan beberapa fakta yang penting
berkenaan dengan hal ini, yaitu:
v Herodes telah cukup banyak mendengar dari Yohanes Pembaptis
(Markus 6:20), dan karena itu Yesus tidak mau berbicara sepatah katapun
kepadanya (Lukas 23:9).
v Yesus menginstruksikan murid-murid-Nya untuk tidak tinggal
terlalu lama di tempat-tempat yang menolak pemberitaan Injil mereka (Matius
10:14,23). Ini dituruti oleh Paulus (Kisah 13:45-46; Kisah 18:5-6
Kisah 28:23-28).
v
Yesus memberikan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Lukas
13:6-9) yang jelas menunjukkan bahwa kesabaran Allah bukanlah tanpa batas.
v Titus
3:10-11 –
“(10) Seorang bidat yang sudah satu dua kali kau nasihati, hendaklah
engkau jauhi.
(11) Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan
dosanya menghukum dirinya sendiri”.
v Amsal 29:1 - “Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat
teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi”.
3.
Tuhan sendiri juga akan ‘mentaati’ Matius 7:6 ini, dengan menarik Injil
/ FirmanNya dari orang-orang yang tidak menghargainya.
Yohanes 12:35-36 –
“35. Kata Yesus kepada mereka: ‘Hanya sedikit
waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah
kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam
kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi.
36. Percayalah kepada terang itu, selama terang
itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang.’ Sesudah berkata
demikian, Yesus pergi bersembunyi dari antara mereka”.
Yesaya 55:6 - “Carilah TUHAN selama Ia berkenan
ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!”.
KARENA ITU BERTOBATLAH
SECEPATNYA, DAN HARGAILAH FIRMAN TUHAN!
6 "Jangan kamu
memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan
mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia
berbalik mengoyak kamu."
6 لاَ تُعْطُوا مَا هُوَ مُقَدَّسٌ لِلْكِلاَبِ، وَلاَ تَطْرَحُوا جَوَاهِرَكُمْ أَمَامَ الْخَنَازِيرِ، لِكَيْ لاَ تَدُوسَهَا بِأَرْجُلِهَا وَتَنْقَلِبَ عَلَيْكُمْ فَتُمَزِّقَكُمْ.