Matius 9:16-17
16 Tidak
seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena
jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah
koyaknya.
17 Begitu
pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena
jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong
itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru
pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
16 οὐδεῖς
δὲ ἐπιβάλλει ἐπίβλημα
ῥάκους ἀγνάφου ἐπὶ ἱματίῳ παλαιῷ·
αἴρει γὰρ τὸ
πλήρωμα αὐτοῦ ἀπὸ τοῦ ἱματίου
καὶ χεῖρον σχίσμα
γίνεται.
17 οὐδὲ
βάλλουσιν οἶνον νέον εἰς ἀσκοὺς
παλαιούς· εἱ δὲ μὴ γε, ῥήγνυνται οἱ ἀσκοὶ καὶ ὁ οἶνος ἐκχεῖται καὶ οἱ ἀσκοὶ ἀπόλλυνται· ἀλλὰ
βάλλουσιν οἶνον νέον εἰς ἀσκοὺς
καινούς, καὶ ἀμφότεροι
συντηροῦνται.
Yesus
datang dengan PEMIKIRAN-PEMIKIRAN dan PEMAHAMAN yang baru tentang KEBENARAN,
khususnya untuk orang Yahudi.
Yesus tahu sulit sekali untuk mereka memahami Pemikiran-pemikiran
dan Pemahaman yang baru itu.
Dan Yesus untuk membuat orang-orang Yahudi itu dapat mengerti
dan mau menerima Pemikiran-pemikiran dan Pemahaman Nya, didalam ayat diatas
Yesus membuat dua gambaran yang tidak asing untuk orang Yahudi :
1. Ayat 16.
“Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua,
karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin
besarlah koyaknya.”
Orang Yahudi sangat suka melihat
segala sesuatu sebagaimana adanya, mereka tidak suka merubah, menambah atau
menguranginya, contohnya “Hukum Taurat” bagi orang Yahudi Hukum Taurat adalah
Firman Allah yang terakhir dan final, tidak boleh dirubah.
Menambah atau mengurangi Hukum
Taurat adalah dosa yang mematikan/mengerikan. Dan yang bertugas memagari dan
melindunginya adalah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi.
Bagi orang Yahudi pikiran-pikiran
yang baru untuk Hukum Taurat adalah bukan hanya kesalahan tetapi dosa.
Untuk membawa Pemikiran-pemikiran
dan Pemahaman yang baru dan dapat diterima dan dimengerti itulah Yesus memakai
Gambaran dan perumpamaan diatas.
SIKAP DAN SEMANGAT seperti orang
Yahudi itu ternyata masih ada sampai saat ini, khususnya dalam JEMAAT dan
GEREJA.
Kalau ada pemikiran atau ide yang baru yang diusulkan, dengan sangat cepat
timbul penolakan dari berbagai pihak.
Sejarah telah mencatat pola ini :
Ø
Gereja dan Jemaat terikat kepada hal-hal yang lama.
Ø
Liturginya Lama.
Ø
Ajarannya Lama.
Ø
Kegiatannyapun itu-itu saja.
Dan kalaupun mau ada perubahan hanya
sekedar menyesuaikan saja dengan keadaan masa kini :
v
Pemerintahan dan Pelayanan Gereja diusahakan agar sesuai dengan
keadaan masa kini.
v
Nyanyian-nyayianpun demikian.
v
Rumusan iman juga demikian.
Tapi
apapun alasannya itu semua hanyalah bersifat tambal sulam. Karena tidak ada seorangpun yang dengan :
-
Sukarela,
tanpa penyesalan, tanpa kekerasan mau meninggalkan hal-hal yang lama yang
terbukti tahan uji selama bertahun-tahun.
-
Meninggalkan
hal-hal yang menjadi andalan angkatan tua dan telah membahagiakan.
Yang harus diketahui, dunia ini makin luas bertumbuh dan
berkembang terus tanpa ada seorangpun yang dapat menghentikannya. Dengan ini
usaha tambal sulam sama sekali tidak berguna, kita harus menerima perubahan
kalau tidak, maka Gereja akan tersingkir, sebab terpaut kepada masa lalu saja,
sama saja bukan lagi Yesus yang disembah tetapi masa lampau itu sendiri.
2. Ayat
17.”Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua,
karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan
kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong
yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Di Israel pada waktu itu anggur disimpan dalam kantong-kantong
kulit, jadi kalau ada anggur baru dimasukan kedalam kantong kulit, maka anggur
masih mengalami proses peragian (menghasilkan uap atau gas yang tekanannya
semakin lama semakin besar) sehingga kantong kulitnya menggelembung/mengembang,
kalau kantong kulitnya masih baru maka akan kuat karena masih elastis, tetapi
kalau kantong kulitnya sudah lama resikonya kantong kulitnya tidak dapat
mengembang dan akhirnya jebol.
Pengertian dari
perkataan Tuhan Yesus di ayat 17 itu, kira-kira sebagai berikut :
Ø Pikiran kita harus elastis untuk bisa menerima dan
menyimpan ide dan pikiran-pikiran yang baru.
Ø Tetapi pikiran/ide yang baru harus berjuang melawan
penolakan dari naluriah manusia.
Contoh :
a) Mobil,
Kereta api dan Pesawat Terbang diamati dengan penuh kecurigaan.
b) Simpson
harus berjuang memperkenalkan Khloroform,
c) Lister
dengan penemuannya Anteseptik
d) Kopernikus
pun dipaksa untuk menarik kembali pernyataannya yang mengatakan bahwa bumilah
yang beredar mengelilingi matahari dan bukan sebaliknya.
e) Jonas hanway
yang memperkenalkan PAYUNG ke Negeri inggris, dia ditimpuki batu dan makian.
Sikap penolakan seperti ini terdapat disegala bidang kehidupan,
Juga kehidupan di Gereja sikap penolakan terhadap ide atau pemikiran baru hampir
merupakan “penyakit” kronis di dalam gereja.
Jadi kita perlu selalu berdoa agar Tuhan membebaskan kita dari
pemikiran yang Picik, Sempit dan Tertutup.
Kalau
kita perhatikan 10, 30, 50 tahun yang lalu kita dapat melihat perubahan yang
yang ada sekarang, tidak ada pada waktu itu.
Sesuai dengan perkataan Yesus diatas telah mengingatkan agar :
GEREJA TIDAK MENJADI LEMBAGA YANG INGIN TETAP HIDUP DALAM MASA
LAMPAU, GEREJA HARUS TERBUKA TERHADAP IDE DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN YANG BARU.
YANG DAHULU TIDAK ADA DAN YANG SEKARANG ADA.
16 No one puts a
piece of unshrunk cloth on an old garment; for the patch pulls away from the
garment, and the tear is made worse.
17 Nor do they
put new wine into old wineskins, or else the wineskins break, the wine is
spilled, and the wineskins are ruined. But they put new wine into new
wineskins, and both are preserved."
16
oudeis de epiballei
epiblēma rakous agnaphou
epi imatiō palaiō·
airei gar to
plērōma autou apo
tou imatiou kai
cheiron schisma ginetai.
17 oude ballousin
oinon neon eis
askous palaious· ei
de mē ge,
rēgnuntai oi askoi
kai o oinos
ekcheitai kai oi
askoi apolluntai· alla
ballousin oinon neon
eis askous kainous,
kai amphoteroi suntērountai.