indram642.blogspot.co.id |
Matius 22:34-40, Hukum yang Terutama
(Markus 12:28-34; Lukas 10:25-28)
34 Ketika orang-orang Farisi mendengar,
bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah
mereka
35 dan seorang dari mereka, seorang ahli
Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
36 “Guru, hukum manakah yang terutama
dalam hukum Taurat?”
37Ulangan 6:5 Jawab Yesus
kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
38 Itulah hukum yang terutama dan yang
pertama.
39Imamat 19:18 Dan hukum
yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri.
40 Pada kedua hukum inilah tergantung
seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
The Scribes: Which Is the First Commandment of All?
34Mark 12:28–31; Luke 10:25–37But when the Pharisees heard that He
had silenced the Sadducees, they gathered together.
35 Then one of them, Luke 7:30; 10:25;
11:45, 46, 52; 14:3; Titus 3:13a lawyer, asked Him a question, testing
Him, and saying,
36 “Teacher, which is the
great commandment in the law?”
37 Jesus said to him, Deut. 6:5; 10:12;
30:6“‘You shall love the Lord your
God with all your heart, with all your soul, and with all your mind.’
38 This is the first
and great commandment.
39 And the second is like
it: Lev. 19:18; Matt. 19:19; Mark 12:31; Luke 10:27; (Rom. 13:9; Gal. 5:14;
James 2:8)‘You shall love your neighbor as yourself.’
40(Matt. 7:12; Rom. 13:10; 1 Tim. 1:5)On these two commandments hang all
the Law and the Prophets.”
Dalam Injil Matius pertanyaan ini tampak merupakan serangan balik dari
orang Farisi, tetapi di dalam Injil Markus suasananya berbeda. Ketika Markus mengisahkannya.
Markus 12:28-34, Ahli Taurat itu tidak bertanya kepada Yesus untuk
menjebak-Nya.
Ia bertanya dengan rasa syukur bahwa Yesus telah membantah orang SAduki
dan ia bertanya untuk memungkinkan Yesus memperlihatkan betapa baik Ia dapat
menjawab.
Dan perikop ini berakhir dengan keadaan di mana hubungan si ahli Taurat
dan Yesus begitu dekat satu sama lain.
a. Seharusnya orang-orang Farisi
senang karena Yesus bisa mengalahkan orang Saduki, dan dengan demikian
mempertahankan kebenaran. Tetapi ternyata tidak. Kebencian mereka kepada Yesus
menyebabkan mereka tak senang melihat kebenaran menang
Pikirkan tentang
seorang pendeta / pengkhotbah yang tidak saudara senangi (pribadinya, bukan
ajarannya) Kalau ternyata orang itu bisa sukses dalam mengadakan suatu KKR,Pelayanannya,
dll bagaimana perasaan saudara?
b. Ahli Taurat ini juga adalah orang Farisi (kebanyakan ahli Taurat
adalah orang Farisi, tetapi tidak semua orang Farisi adalah ahli Taurat).
c. Kata ‘mencobai’ dalam bahasa Yunaninya bisa mempunyai arti yang
negatif, seperti dalam ayat 18. Tetapi bisa juga mempunyai arti yang positif
sehingga harus diterjemahkan ‘menguji’.
Di sini tidak jelas apakah ahli
Taurat itu mencobai (untuk menjatuhkan), atau menguji.
Dari ayat 35 diatas jelas ahli Taurat ingin mencobai Tuhan Yesus dengan
menanyakan tentang hukum manakah yang terutama, yang seharusnya dia sebagai
ahli Taurat pun pasti tahu, lihat di Markus 12:32-33.
Dan Yesus menjawab nya. (lihat, Matius 22:37-40) dia menyatakan Hukum
yang terutama dari 10 Hukum Taurat adalah KASIH.
DEKALOG. (Yunani: Deka = 10, logos = sabda). Dekalog menjadi sebutan
yang lazim dipakai untuk apa yang diungkapkan dalam SEPULUH PERINTAH seperti
yang termaktub dalam Keluaran 20:2-17; Ulangan 5:7-21.
Hukum itu diberikan Allah kepada Musa pada dua loh batu (Keluaran
31:18), setiap loh berisi seluruh sepuluh perintah, sesuai dengan kebiasaan
yang lazim, bahwa setiap perjanjian memiliki dua salinan. Namun, dalam
kemarahan Musa telah membantingnya, ketika ia melihat umat Israel menyerahkan
diri pada penyembahan berhala selama ia tidak ada (Keluaran 32:28). Hukum-hukum
itu ditulis ulang (Keluaran 34:28) dan disimpan di dalam Tabut Allah (1 Raja
8:9).
Hukum-hukum dasar ini ditambah dengan banyak sekali rincian selama
bertahun-tahun, namun Dekalog tetap merupakan ringkasan yang memudahkan untuk
mengingat dan untuk resitasi umum serta sangat fundamental bagi kesatuan bangsa
Israel.
Dekalog yang terdiri dari sepuluh firman tersebut adalah butir-butir hukum
Tuhan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Seluruhnya merupakan
satu kesatuan yang saling terkait. Pelanggaran terhadap salah satu butir hukum
tersebut berarti melanggar keseluruhan dari hukum tersebut. Yakobus 2:10. Dalam
menerima butir-butir dekalog hendaknya kita tidak tergoda untuk mengubah susunannya
atau menyatukan butir-butirnya. Namun jika ditinjau dari obyeknya, dekalo dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Pertama terdiri
dari hukum kesatu sampai keempat. Bagian ini merupakan hukum-hukum yang
mengatur hubungan umat dengan Allah.
2. Kedua terdiri dari
hukum kelima sampai kesepuluh. Bagian ini merupakan hukum-hukum yang mengatur
hubungan antar sesama.
Pembagian ini janganlah dimengerti sebagai pembagian yang mutlak sebab hukum
kesatu sampai keempat bukan hanya semata-mata mengatur hubungan antara Tuhan
dan umat-Nya, tetapi berkaitan juga dengan hubungan antar umat itu sendiri.
Ketaatan kepada hukum kesatu sampai ketiga sangat berpengaruh terhadap
sikap hidup seseorang terhadap sesamanya. Hukum keempat mengenai hari Sabat juga
berkaitan dengan sikap para tuan terhadap budaknya. Sebab pada hari Sabat, umat
bukan saja diwajibkan bukan hanya bersekutu dengan Tuhan, tetapi juga
memperlakukan budak-budaknya secara manusiawi.
Sebaliknya, jika seseorang tidak memperdulikan hukum kelima sampai
kesepuluh, maka secara tidak langsung ia akan merusak hubungannya dengan Allah
yang memiliki hukum tersebut.
Demikianlah penjelasan Tuhan Yesus tentang hukum Taurat, Yaitu kasih
Kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia.
Dengan contoh sederhana sebagai berikut :
Saat seorang ibu melarang anaknya, jangan lakukan ini, jangan lakukan
itu, tanpa memberikan penjelasan, maka anaknya berpikir bahwa ibunya sedang
mengekang kebebasannya. Dia tidak mengerti bahwa ibunya melarang dia, karena
ibunya mengasihi dia.
Ketika seorang dokter membatasi konsumsi pasiennya, maka pasiennya
merasa dipersulit dan dianiaya, padahal dokter itu membatasi karena mengasihi
pasien itu dan tidak ingin dia celaka. Sampai suatu hari, dokter itu berkata
pada suster “mulai besok, dia boleh makan apa saja yang dia mau”. Itu bukan
tanda pasien itu mendapat kebebasan sejati, itu tanda bahwa dia sudah tidak ada
harapan lagi.
Orang Kristen taat pada Tuhan, bukan karena dia sudah berada di ambang
kematian, melainkan karena dia ingin hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kalau seorang pria berkata kepada pacarnya, aku mencintaimu, mari kita
menikmati hubungan seks, padahal mereka belum menikah, maka perlu segera
mengingat bahwa cinta yang sejati menikmati kebenaran bukan kesalahan.
Mengapa kita menghormati orang tua? Karena kasih. Mengapa di Sepuluh
Hukum tertulis: jangan membunuh, jangan berzinah? Karena mengasihi sesama, maka
menghormatinya, memikirkan kebaikannya. Cintailah sesama dengan motivasi kasih
yang suci. Jangan pernah ada pikiran jahat dalam pikiran kita terhadap orang
lain. Kalau orang tidak menyukaimu, bersalah padamu, doakan dia dan bukan
membalasnya dengan perlakuan yang sama. Jangan engkau terjerat tipuan Iblis.
Kita harus melakukan apapun yang diperkenan Allah, dan kita harus
bertanggung jawab atas apapun yang kita lakukan di hadapan Allah. Kita tidak
bisa berkata bahwa kita sedang hidup di dalam zaman anugerah, sehingga kita
boleh berbuat apa saja sekehendak hati kita.
The Greatest Commandment
(Deuteronomy
6:1-19; Mark 12:28-34)
34 Οἱ δὲ Φαρισαῖοι
ἀκούσαντες ὅτι ἐφίμωσεν
τοὺς Σαδδουκαίους, συνήχθησαν
ἐπὶ τὸ αὐτό,
35 καὶ ἐπηρώτησεν εἷς ἐξ αὐτῶν
νομικὸς πειράζων αὐτόν
36 Διδάσκαλε, ποία ἐντολὴ
μεγάλη ἐν τῷ νόμῳ;
37 ὁ δὲ ἔφη αὐτῷ Ἀγαπήσεις
κύριον τὸν Θεόν
σου ἐν ὅλῃ τῇ καρδίᾳ
σου καὶ ἐν ὅλῃ τῇ ψυχῇ σου καὶ ἐν ὅλῃ τῇ
διανοίᾳ σου.
38 αὕτη ἐστὶν ἡ
μεγάλη καὶ πρώτη ἐντολή.
39 δευτέρα ‹δὲ› ὁμοία
αὐτῇ Ἀγαπήσεις τὸν
πλησίον σου ὡς
σεαυτόν.
40 ἐν ταύταις ταῖς
δυσὶν ἐντολαῖς ὅλος ὁ νόμος
κρέμαται καὶ οἱ
προφῆται.
34 oi de pharisaioi
akousantes oti ephimōsen
tous saddoukaious sunēchthēsan
epi to auto,
35 kai epērōtēsen eis
ex autōn nomikos
peirazōn auton·
36 didaskale, poia entolē
megalē en tō
nomō;
37 o de ephē
autō· agapēseis kurion
ton theon sou
en olē kardia
sou kai en
olē tē psuchē
sou kai en
olē tē dianoia
sou·
38 autē estin ē
megalē kai prōtē
entolē.
39 deutera omoia autē· agapēseis ton
plēsion sou ōs
seauton.
40 en tautais tais
dusin entolais olos
o nomos krematai
kai oi prophētai.