Matius
12:31-32 DOSA YANG TIDAK TERAMPUNI
31 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia
akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
32 Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia
akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di
dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.
The
Unpardonable Sin
31 "Therefore I say
to you, every sin and blasphemy will be forgiven men, but the blasphemy against
the Spirit will not be forgiven men.
32 Anyone who speaks a word
against the Son of Man, it will be forgiven him; but whoever speaks against the
Holy Spirit, it will not be forgiven him, either in this age or in the age to
come.
Tulisan dari ayat diatas memang sangat mengejutkan
dan banyak sekali diperdebatkan oleh banyak ahli kitab dan teolog, suatu
pernyataan Tuhan Yesus yang sangat keras untuk orang-orang yang tidak ingin
membuka hati dengan terbuka, mengenalnya dengan benar.
Ada dua persepsi yang berusaha saya tulis tentang
ayat 31-32 ini :
1.
Penghujatan kepada Yesus sebagai
manusia dan Penghujatan terhadap Roh kudus dari sudut pandang Perjanjian Lama.
Sudut pandang ini ingin menjelaskan tentang
frasa anak Manusia dan Roh Kudus dalam sudut pandang perjanjian Lama :
a.
Hujat kepada anak Manusia.
Berdasarkan sudut
pandang Perjanjian Lama kata “Anak Manusia” itu didalam bahasa Ibrani dan Aram
sama sekali bukan suatu gelar, tetapi hanya suatu ungkapan untuk menyebut
seorang manusia.
Contoh :
Ketika seorang Rabi memulai suatu
perumpamaan, mereka mengawalinya dengan “Ada seorang anak manusia yang ….”
Sedangkan kita hanya berkata,
:Ada seorang manusia yang…”
Dalam Mazmur 8:5 “Apakah Manusia, sehingga Engkau
mengingatnya ? apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya ?”
Didalam Kitab Yehezkiel
Allah berulang kali menyebutnya anak manusia :
Yehezkiel 2:1
“FirmanNya kepadaku :”Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku
hendak berbicara dengan engkau.” (lihat
Yehezkiel 2:6,8; 3:1,4,17,25) semuanya tertulis tanpa huruf besar,
artinya adalah manusia.
Yang harus kita pahami adalah
bahwa Yesus tidak sedang berbicara tentang Roh Kudus dalam pengertian Kristen
yang kita percayai sekarang ini. Karena pada waktu itu Pantekosta belum datang
dan roh Kudus belum turun keatas manusia dengan seluruh kuasa, terang dan
kepenuhan-Nya.
Jadi dalam konteks
ayat 31-32 diatas ucapan Yesus harus ditafsirkan dalam terang pemahaman Yahudi
tentang Roh Kudus, karena orang Yahudipun Percaya adanya Roh Kudus.
Menurut ajaran Yahudi, Roh Kudus
mempunyai 2 tugas utama :
a.
Roh Kudus membawa kebenaran Allah
kepada manusia.
b.
Roh Kudus memampukan manusia
untuk mengenali dan memahami kebenaran itu ketika mereka melihatnya.
Dari sudut pandang ini kita mau
lihat kenapa Tuhan Yesus menyatakan “Hujat terhadap Roh Kudus tidak akan
diampuni”.
Seseorang dapat kehilangan kemampuan
apapun bila ia tidak menggunakannya, dan ini bisa disegala aspek hidup.
Contoh :
a.
Bila seseorang tidak lagi
menggunakan otot-ototnya maka ototnya akan mengkerut.
b.
Secara pikiran.
Ketika orang masa mudanya
bersekolah, mendapat sedikit pengetahuan.
Contoh : belajar bahasa, music,
dan lain-lain, ternyata pengetahuan itu sudah lama hilang, karena tidak dilatih
dengan baik.
Dalam persepsi juga begitu,
seseorang akan kehilangan seluruh apresiasinya terhadap music yang baik, jika
ia hanya mendengar music murahan, juga akan kehilangan kemampuan membaca buku
bermutu karena hanya membaca buku-buku picisan, atau ia akan kehilangan
kenikmatan terhadap hal yang bersih dan sehat, bila ia terlalu lama menikmati
hal-hal yang rendah dan kotor.
Oleh karena itu SESEORANG AKAN KEHILANGAN KEMAMPUAN UNTUK MENGENALI KEBAIKAN DAN
KEBENARAN. Bila ia lama sekali menutup mata
dan telinga terhadap kehendak Allah. IA SAMPAI
TAHAP DIMANA KEJAHATANNYA SENDIRI TAMPAK BAIK DIMATANYA, dan KEBAIKAN ALLAH
TAMPAK JAHAT BAGINYA.
Inilah tahap yang dialami oleh Ahli Taurat dan orang Farisi mereka sudah
lama Buta dan Tuli terhadap Allah, sehingga mereka telah kehilangan kemampuan
untuk mengenali-Nya ketika diperhadapkan dengan-Nya.
Mereka melihat kebaikan yang telah
menjelma menjadi manusia dan menyebutnya sebagai kejahatan yang telah menjelma,
dan melihat Anak Allah dan menudingnya sebagai sekutu si jahat.
Mengapa dosa menjadi “tidak terampuni” ?
Bila seseorang tidak dapat mengenali
kebaikan ketika ia melihatnya, dan tidak mengingininya dan bila tidak mengenali
kejahatan sebagai kejahatan dan tidak menyesali dan tidak ingin meninggalkan
kejahatannya itu.
Dan bila ia tidak lagi mencintai
yang baik dan membenci yang jahat, dan bila ia tidak mau bertobat.
IA TIDAK
DAPAT DIAMPUNI KARENA PERTOBATAN ADALAH SYARAT SATU-SATUNYA BAGI PENGAMPUNAN.
Karena dosa terhadap Roh Kudus ialah
sungguh-sungguh telah hilangnya kesadaran dan perasaan terhadap dosa.
Bekasi,
20 April 2015
Karyadim642.blogspot.com
The Unpardonable Sin (Mark 3:28-30)
31 Διὰ τοῦτο λέγω ὑμῖν, πᾶσα ἁμαρτία καὶ βλασφημία
ἀφεθήσεται τοῖς ἀνθρώποις, ἡ δὲ τοῦ Πνεύματος
βλασφημία οὐκ ἀφεθήσεται.
32 καὶ ὃς ἐὰν εἴπῃ
λόγον κατὰ τοῦ Υἱοῦ τοῦ ἀνθρώπου, ἀφεθήσεται αὐτῷ· ὃς
δ’ ἂν εἴπῃ κατὰ τοῦ Πνεύματος
τοῦ Ἁγίου, οὐκ ἀφεθήσεται αὐτῷ οὔτε ἐν τούτῳ τῷ αἰῶνι οὔτε ἐν τῷ
μέλλοντι.
31 dia touto legō
umin pasa amartia
kai blasphēmia aphethēsetai
tois anthrōpois ē de tou
pneumatos blasphēmia ouk
aphethēsetai.
32 kai os ean
eipē logon kata
tou uiou tou
anthrōpou aphethēsetai autō·
os d an
eipē kata tou
pneumatos tou agiou,
ouk aphethēsetai autō
oute en toutō
tō aiōni oute
en tō mellonti.