Wednesday, November 19, 2025

JANGAN MENIKAHI SESEORANG, KECUALI ANDA SIAP MEMBERI MEREKA "KUASA" ATAS TUBUH ANDA SENDIRI

 

JANGAN MENIKAHI SESEORANG, KECUALI ANDA SIAP MEMBERI MEREKA "KUASA" ATAS TUBUH ANDA SENDIRI

1 Kor 7:4 “Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suami. Demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.”

'kekuasaan' mengendalikan: 'Istri tidak berhak melakukan apa pun yang diinginkannya dengan tubuhnya sendiri' 'Istri tidak dapat mengklaim tubuhnya sebagai miliknya'

'demikian pula' - 'Dalam ikatan perkawinan, kepemilikan terpisah atas orang tersebut berakhir.' Sehubungan dengan hubungan seksual, keduanya berada pada level yang sama, keduanya sama-sama kehilangan otoritas atau hak atas tubuh mereka... Semua kemandirian yang semu dan individualistis dari pihak istri atau suami dilarang.

'Seseorang yang berada dalam hubungan pernikahan tidak memiliki otoritas atas tubuhnya sendiri seperti yang dimilikinya sebelum pernikahannya...kepuasan keinginan pribadinya tidak lebih penting daripada keinginan Yesus!'

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:

1. Jangan menikahi seseorang, kecuali Anda siap memberi mereka "kuasa" atas tubuh Anda sendiri. Ini menunjukkan bahwa pernikahan hanya untuk mereka yang cukup tidak egois untuk menempatkan diri di tempat ketiga (di belakang Yesus dan pasangan mereka). Seperti yang dikatakan seorang penulis, "Pernikahan adalah untuk yang Dewasa".

2. Ungkapan "satu daging" tidak berbicara tentang apa yang terjadi pada saat seorang suami bercinta dengan istrinya. Karena pria dan wanita menjadi satu daging dalam pernikahan, mereka memiliki hak untuk berkuasa secara seksual atas satu sama lain (7:4).

Kejadian 2:24 tidak mengatakan: "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya akan mempersatukan tubuh mereka." Kej. 2:24 mengatakan: "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya tidak lagi menganggap diri mereka INDEPENDEN satu sama lain, melainkan bahwa mereka bersama-sama menjadi satu kesatuan. Dan karena mereka tidak independen satu sama lain, mereka memiliki kuasa atas satu sama lain secara seksual. Dan tindakan seksual ini secara khusus ditetapkan oleh Tuhan untuk mengekspresikan, tidak seperti yang lain, kedekatan hubungan mereka."

3. Ayat ini menunjukkan betapa dangkal dan egoisnya beberapa pernikahan. Pernikahan dirancang untuk menjadi lebih dari sekadar pengaturan keuangan, lebih dari sekadar cara bagi dua orang untuk memiliki rumah, lebih dari sekadar persahabatan, lebih dari sekadar persahabatan biasa, lebih dari sekadar pengaturan untuk mengasuh anak. Ini adalah hubungan di mana Anda sepenuhnya menyerahkan diri Anda kepada orang lain. NAH, ITULAH PERNIKAHAN! Segala sesuatu yang lain hanyalah 'main rumah-rumahan'.

4. Ayat ini juga mengungkapkan bahwa frasa "pernikahan karena kerelaan" bukanlah ungkapan yang akurat. Mengingat kerja keras dan sikap tidak egois yang dituntut dalam hubungan pernikahan (Efesus 5:22-33; 1 Ptr 3:7), pernikahan bukanlah "kerelaan atau kemudahan!"

5. Mungkin ada yang bertanya-tanya, apakah ayat ini mengajarkan bahwa seseorang boleh berhubungan seksual dengan pasangannya kapan saja dan dengan cara apa pun yang diinginkannya?

Sebagai tanggapan, saya kutipkan kutipan berikut:

Saya tahu ada buku-buku yang ditulis oleh para pemimpin Kristen yang mengatakan bahwa pada dasarnya apa pun legal di kamar tidur, tetapi saya tidak setuju. Inti dari cinta adalah keputusan untuk menghormati seseorang—menganggapnya sangat berharga. Memaksa istri saya melanggar hati nuraninya demi memuaskan hasrat seksual saya sepenuhnya salah dan merupakan undangan untuk masalah seksual. Meminta pasangan untuk melakukan tindakan seksual yang salah atau menjijikkan baginya berarti menunjukkan setidaknya sedikit ketidakpekaan atau bahkan kurangnya cinta.

PADA SAAT YANG SAMA, KITA PERLU MEMPERINGATKAN PASANGAN YANG MUNGKIN TERGODA UNTUK MENGGOLONGKAN SEGALA BENTUK AKTIVITAS SEKSUAL SEBAGAI PELANGGARAN HATI NURANI.

 

Rhema, Tgl.19.11.25

SEMUA DEMI KRISTUS, 1 Korintus 9:15-18


SEMUA DEMI KRISTUS, 1 Korintus 9:15-18

15Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga! 16Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. 17Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. 18Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

KALIMAT PENDEK

KITAB 1 KORINTUS

RHEMA HARI INI

KITAB MATIUS