|  | 
| indram642.blogspot.com | 
DOMBA YANG SESAT (99 DITAMBAH SATU)
Matius 18:12-14 
12
"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan
seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh
sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
13 Dan
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar
kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh
sembilan ekor yang tidak sesat.
14
Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari
anak-anak ini hilang.
Ninety-nine Plus One 
12 "What do you think? If
any man has a hundred sheep, and one of them has gone astray, does he not leave
the ninety-nine on the mountains and go and search for the one that is
straying?
13 "If it turns out that
he finds it, truly I say to you, he rejoices over it more than over the
ninety-nine which have not gone astray.
14 "So it is not the will
of your Father who is in heaven that one of these little ones perish.
Ini
bicara penyesatan seperti perikop sebelumnya.
Pada
zaman Yesus di Yudea itu perbukitan sehingga banyak domba yang mudah tersesat.
Waktu
jatuh mereka tidak dapat naik turun lagi tapi masih ada rumput, setelah habis
baru mereka mati kelaparan disana.
Kawanan
domba sering di miliki sekelompok manusia ( Yakub dan anak2).
Kalau
ada yg tersesat mereka akan mencarinya karena gembalanya lebih dari satu orang.
Mereka ahli mencari domba yang sesat, dapat
mengikuti jejak dimana, dapat menuruni lembah yang terjal, untuk mengambil
dombanya kembali'.
Waktu di temukan kembali mereka bergembira dan
bersuka cita.
Perumpamaan ini mengajarkan kita tentang KASIH ALLAH.:
A. Kasih
individual. Artinya kalau satu tersesat tidak akan tenang dan tidak merasa
cukup dengan 99 ekor yg lain. 
Allah juga demikian belum senang
ketika yang tersesat belum kembali.
B. Kasih
yang sabar. 
Domba secara kiasan adalah
makhluk yang bodoh, tidak ada yang dapat disalahkan kepada domba, kecuali
dirinya sendiri.
Kita sering tidak sabar terhadap
orang yang bodoh , ketika mereka terperangkap kesulitan.
Tapi Allah tidak, domba itu
mungkin bodoh tapi tetap mempertaruhkan hidup-Nya.
C. KASIH
YANG MENCARI.
Gembala tidak senang menunggu,
tapi ia akan mencari. 
Kekristenan mengenai Allah
berbeda, Orang Yahudi  sebaliknya melihat
seorang pendosa berbalik dengan merangkak dan mereka sangat senang.
Allah akan mencari
walaupun dengan segala resiko.
D. KASIH
YANG BERSUKACITA.
Ketika domba kembali atau
ditemukan Disini yang ada adalah suka cita, tidak ada kemarahan, gerutuan , merasa
superior.
Tapi banyak orang yang menerima
orang yang menyesal dengan memberi kuliah tentang moral dan menekan orang itu
hina dan rendah. Atau kita tidak memakainya, dan mempercayai nya.
MERUPAKAN SIFAT MANUSIA UNTUK TIDAK MUDAH ! MELUPAKAN MASA LALU
SESEORANG, DAN SELALU MENGINGAT DOSA-DOSA NYA.
E. KASIH
YANG MELINDUNGI.
Itulah kasih yang mencari dan
menyelamatkan.
1. Kasih
yang melindungi, yg menyelamatkan manusia untuk melayani sesama.
2. Kasih
yang menjadikan orang tersesat menjadi bijaksana.
3. Orang
yang lemah menjadi kuat.
4. Orang
berdosa menjadi suci.
5. Orang
yang terikat dosa menjadi bebas.
6. Orang
yang kalah oleh pencobaan menjadi pemenang.
The Parable of the Lost Sheep (Luke 15:1-7)
12 Τί  ὑμῖν  δοκεῖ; 
ἐὰν 
γένηταί  τινι  ἀνθρώπῳ  ἑκατὸν  πρόβατα  καὶ  πλανηθῇ 
ἓν 
ἐξ 
αὐτῶν,  οὐχὶ  ἀφήσει  τὰ  ἐνενήκοντα  ἐννέα  ἐπὶ  τὰ 
ὄρη 
καὶ  πορευθεὶς  ζητεῖ 
τὸ 
πλανώμενον;  
13 καὶ  ἐὰν 
γένηται  εὑρεῖν  αὐτό, 
ἀμὴν  λέγω  ὑμῖν  ὅτι 
χαίρει  ἐπ’ 
αὐτῷ  μᾶλλον 
ἢ 
ἐπὶ  τοῖς 
ἐνενήκοντα  ἐννέα  τοῖς 
μὴ 
πεπλανημένοις.  
14 οὕτως  οὐκ 
ἔστιν 
θέλημα  ἔμπροσθεν  τοῦ  Πατρὸς 
ὑμῶν  τοῦ 
ἐν 
οὐρανοῖς  ἵνα 
ἀπόληται  ἓν  τῶν 
μικρῶν  τούτων.
12
ti  umin 
dokei;  ean  genētai 
tini  anthrōpō  ekaton 
probata  kai  planēthē 
en  ex  autōn, 
ouchi  aphēsei  ta 
enenēkonta  ennea  epi 
ta  orē  kai 
poreutheis  zētei  to 
planōmenon;  
13
kai  ean 
genētai  eurein  auto, 
amēn  legō  umin 
oti  chairei  ep 
autō  mallon  ē 
epi  tois  enenēkonta 
ennea  tois  mē 
peplanēmenois.  
14 outōs  ouk 
estin  thelēma  emprosthen 
tou  patros  mou 
tou  en  ouranois 
ina  apolētai  en 
tōn  mikrōn  toutōn.
 
