Wednesday, June 7, 2017

Matius 17:14-21, MENGUSIR SETAN (Berdoa dan Berpuasa)


Matius 17:14-21
14 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah,
15 katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.
16 Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."
17 Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
18 Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga.
19 Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"
20 Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
21 [Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]"

The Demoniac
14  When they came to the crowd, a man came up to Jesus, falling on his knees before Him and saying,
15  "Lord, have mercy on my son, for he is a lunatic and is very ill; for he often falls into the fire and often into the water.
16  "I brought him to Your disciples, and they could not cure him."
17  And Jesus answered and said, "You unbelieving and perverted generation, how long shall I be with you? How long shall I put up with you? Bring him here to Me."
18  And Jesus rebuked him, and the demon came out of him, and the boy was cured at once.
19  Then the disciples came to Jesus privately and said, "Why could we not drive it out?"
20  And He *said to them, "Because of the littleness of your faith; for truly I say to you, if you have faith the size of a mustard seed, you will say to this mountain, 'Move from here to there,' and it will move; and nothing will be impossible to you.
21  ["But this kind does not go out except by prayer and fasting."]

Ketika Yesus baru saja turun dari gunung, setelah mengalami tranfigurasi dia didatangi oleh seorang Bapa yang anaknya dirasuki oleh setan, dimana ia menjelaskan bagimana anaknya yang dilayani oleh murid-muridnya tidak sembuh, dan inilah yang membuat Yesus marah kepada murid-muridnya.

Ada yang menafsirkan bahwa Yesus itu Marah :
Ø  Kepada Orang tua itu.
Ø  Kepada Orang-orang Farisi, Ahli Taurat.
Ø  Kepada orang banyak yang hadir.
Ø  Kepada murid-murid, khususnya 9 murid yang melayani anak itu.

Saya berkesimpulan bahwa, yang Yesus marahi adalah kepada ke 9 murid yang ada dan melayani itu, kenapa :
-      Orang tua dari anak yang kerasukan yang melapor kepada Yesus bahwa murid-muridnya tidak bisa menolong anaknya.
-      Murid-murid itu sudah mengikuti Yesus dan diajar serta diberi kuasa. Lihat Matius 10:1.

Dan ini menjadi pelajaran atau pengingat bagi kita, bahwa kalau sudah ikut Yesus, menjadi murid/belajar, dan menerima kuasa lalu seterusnya akan terus mengalirkan mujizat dan kuasa, belum tentu, kita juga harus memiliki kepercayaan yang sungguh kepada Yesus terus menerus, buktinya yang Yesus tegur adalah kekurang percayaan murid-muridnya, artinya murid-muridnya sedang menurun kepercayaannya kepada Yesus atau malah over confident karena merasa murid Yesus dan sudah menerima kuasa.

Ini juga bisa terjadi untuk ketiga murid Yesus yang ikut naik ke gunung bersama Yesus,
Apa lagi ketiga muridnya Petrus, Yakobus dan Yohanes baru turun dari gunung dimana mereka:
·         Sendirian bersama Yesus.
·         Melihat Yesus berubah rupa.
·         Melihat Musa dan Elia.
·         Melihat awan yang terang dan mendengar suara Allah Bapa.

Pasti semua ini membuat mereka berkobar-kobar dalam iman mereka dan membuat mereka makin dekat dengan Yesus. Matius 17:4a menunjukkan bahwa Petrus merasa sangat bahagia!

Tetapi, setelah mereka turun dari gunung itu, yang mereka jumpai adalah:

v  Orang yang kerasukan setan.
v  9 murid lain yang gagal dalam menyembuhkan orang itu.
v  Orang tua yang imannya jelek.
v  Ahli-ahli Taurat (lih Matius 9:14) yang pasti menyerang 9 murid itu karena kegagalan mereka.

Jadi mereka menghadapi kejadian yang sangat kontras dengan yang mereka alami di atas gunung!
Ini juga bisa menjadi peringatan untuk kita, inilah hidup kristen itu! Ada saat-saat indah / luar biasa yang kita alami, mungkin dalam Saat Teduh, Kebaktian / Pemahaman Alkitab, Camp / Retreat, KKR, dan sebagainya, dimana kita merasakan hiburan yang luar biasa dari Tuhan, kita merasakan cinta Tuhan kepada kita, kita merasa Tuhan begitu dekat dengan kita, kita merasa iman kita berkobar-kobar dan sebagainya.

Tetapi setelah kita ‘kembali ke dalam dunia’, dimana kita menjumpai segala macam kekacauan, problem, dan bahkan dosa! Ini bisa membuat kita kecewa dan bingung. Kuasa memang bisa naik turun tergantung iman dan hubungan kita dengan Tuhan.
Itu bukan hidup kristen! Ingat bahwa kita mengalami saat-saat indah / luar biasa, gunanya supaya kita bisa menghadapi dunia dengan segala problem, kekacauan dan dosanya!

Kekristenan tidak mengajar kita untuk menjadi pertapa yang menyendiri untuk terus menerus menikmati saat-saat yang indah, luar biasa dengan Tuhan! Kita harus kembali ke dalam dunia! Di situlah kita harus bertugas, hidup bagi Tuhan!

Lalu ia meminta anak yang kerasukan itu dibawa kepada dia dan Yesus mengusir setan didalam diri anak itu lalu anak itupun pulihlah.

Jelas bahwa anak itu bukan sakit ayan biasa, dan juga bukan gila. Apa yang ia alami disebabkan oleh setan (ayat 18).

Kalau kita melihat Markus 9:17,18,20,22a maka terlihat bahwa roh jahat itu:

§  Membuatnya menjadi bisu.
§  Membanting-bantingnya ke tanah, ke air dan ke api.
§  Membuat giginya bekertakan, dan mulutnya berbusa.
§  Membuat tubuhnya kejang.
§  Membuatnya terguling-guling.

Untuk ayat 19-21
Yesus berbicara, Iman yang memindahkan gunung dan bagaimana mengusir setan, yaitu melalui Doa dan Puasa. Inilah tentang kegagalan murid-muridnya.
v  Kurang Percaya jelas ini adalah iman yang lebih kecil dari biji sesawi.
v  Kurang berdoa, artinya jangan waktu mau melayani orang sakit dan lain-lain baru berdoa, inilah yang terjadi terhadap murid-murid Yesus, pasti itu terjadi karena mereka kurang berdoa.
v  Berpuasa, memang berpuasa itu tidak ada ayatnya yang menyatakan bahwa dengan berpuasa bisa menyembuhkan orang sakit dan mengusir orang yang kerasukan. Tapi puasa itu penting, salah satunya adalah arti puasa tanda kita merendahkan diri dihadapan Tuhan dan kita bukan apa-apa serta berharap pertolongan-Nya.

Dari kisah ini kita bisa melihat beberapa hal yang penting :
a.    Iman sang Ayah yang tidak putus asa.
Ketika orang tua ini membawa anaknya yang kerasukan kepada murid Yesus dan dia melihat murid Yesus ternyata tidak bisa menyembuhkan anaknya, maka ketika Yesus hadir dia langsung mendatangi Yesus dan memohon pertolongan Yesus.
Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa murid Yesus tidak dapat menyembuhkan padahal mereka telah menerima kuasa. lihat Matius 10:1.
Tapi sekalipun murid-murid tidak mampu tetap Bapak ini tidak putus asa, begitu dia melihat Yesus datang maka dia mendekati Yesus dan menjelaskan masalahnya.

b.    Yesus Berduka Cita.
Bukan karena dia akan mati menuruti perintah Bapa-Nya, tapi berduka karena murid-muridnya yang diharapkan saat dia menyelesaikan tugasNya, dapat meneruskan pelayananNya kepada manusia yang berdosa.
Karena kalau murid-muridNya tidak dapat melakukan apa yang telah diajar dan diteladani Yesus maka sedihlah Yesus.

Tapi Yesus mengetahui bahwa murid-muridnya pasti sanggup meneruskan pelayananNya didalam dunia ini, sekalipun masih ada kekurangan disana-sini.
Jadi kalau Yesus saja bisa sabar untuk mengajar murid-muridNya, seharusnya kitapun orang percaya tidak boleh kehilangan kesabaran kita karena kedunguan dan kebodohan manusia, karena kitapun sebenarnya adalah tidak setia dan tidak dapat diajar.

c.    Iman yang memindahkan gunung.
Yang dimaksud Tuhan dengan iman yang memindahkan gunung adalah bukan hal yang fisik dan harfiah untuk sungguh-sungguh memindahkan sebuah gunung, karena hal itu tidaklah perlu, tapi yang harus kita mengerti yang Yesus maksud adalah segala kesukaran dapat dipecahkan, dan bahkan tugas yang paling berat sekalipun dapat diselesaikan.
Iman kepada Allah ialah alat yang memampukan kita untuk memindahkan gunung-gunung kesulitan yang menghalangi perjalanan kita.

He heals the boy with a demon,
14   Κα  λθόντων  πρς  τν  χλον  προσλθεν  ατ  νθρωπος  γονυπετν  ατν 
15   κα  λέγων·  κύριε,  λέησον  μου  τν  υἱὸν,  τι  σεληνιάζεται  κα  κακς  χει  πολλάκις  γρ  πίπτει  ες  τ  πρ  κα  πολλάκις  ες  τ  δωρ. 
16   κα  προσήνεγκα  ατν  τος  μαθητας  σου,  κα  οκ  δυνήθησαν  ατν  θεραπεσαι. 
17   ποκριθες  δ    ησος  επεν·    γενε  πιστος  κα  διεστραμμένη,  ως  πότε  μεθ’  μν  σομαι;  ως  πότε  νέξομαι  μν  φέρετε  μοι  ατν  δε. 
18   κα  πετίμησεν  ατ    ησος  κα  ξλθεν  π’  ατο  τ  δαιμόνιον  κα  θεραπεύθη    πας  π  τς  ρας  κείνης. 
19   Τότε  προσέλθοντες  ο  μαθητα  τ  ησο  κατ’  δίαν  επον·  δι  τί  μες  οκ  δυνήθημεν  κβαλεν  ατό; 
20     δ  λέγει  ατος·  δι  τν  λιγοπιστίαν  μν·  μν  γρ  λέγω  μν,  ἐὰν  χητε  πίστιν  ς  κόκκον  σινάπεως,  ερετε  τ  ρει  τούτ·  μετάβα  νθεν  κε,  κα  μεταβήσεται·  κα  οδν  δυνατήσει  μν.

He heals the boy with a demon,
14 kai  elthontōn  pros  ton  ochlon  prosēlthen  autō  anthrōpos  gonupetōn  auton 
15 kai  legōn·  kurie,  eleēson  mou  ton  uion,  oti  selēniazetai  kai  kakōs  echei  pollakis  gar  piptei  eis  to  pur  kai  pollakis  eis  to  udōr. 
16 kai  prosēnenka  auton  tois  mathētais  sou,  kai  ouk  ēdunēthēsan  auton  therapeusai. 
17 apokritheis  de  o  iēsous  eipen·  ō  genea  apistos  kai  diestrammenē,  eōs  pote  meth  umōn  esomai;  eōs  pote  anexomai  umōn  pherete  moi  auton  ōde. 
18 kai  epetimēsen  autō  o  iēsous  kai  exēlthen  ap  autou  to  daimonion  kai  etherapeuthē  o  pais  apo  tēs  ōras  ekeinēs. 
19 tote  proselthontes  oi  mathētai  tō  iēsou  kat  idian  eipon·  dia  ti  ēmeis  ouk  ēdunēthēmen  ekbalein  auto; 

20 o  de  legei  autois·  dia  tēn  oligopistian  umōn·  amēn  gar  legō  umin,  ean  echēte  pistin  ōs  kokkon  sinapeōs,  ereite  tō  orei  toutō·  metaba  enthen  ekei,  kai  metabēsetai·  kai  ouden  adunatēsei  umin.

No comments:

KALIMAT PENDEK

INJIL LUKAS 11

RHEMA HARI INI

BERSELANCAR DALAM KEBENARAN (MATIUS)