Wednesday, October 1, 2014

ORANG YANG MURAH HATI, Matius 5:7

indram642.blogspot.com


 ORANG YANG MURAH HATI, Matius 5:7
§  Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
§  Blessed are the merciful, For they shall obtain mercy.
§  Blessed (happy, to be envied, and spiritually prosperous--with life-joy and satisfaction in God's favor and salvation, regardless of their outward conditions) are the merciful, for they shall obtain mercy!
μακάριοι
makarioi

blessed
ο
oi

the
λεήμονες,
eleēmones

merciful
τι
oti

for
ατο
autoi

they
λεηθήσονται.
eleēthēsontai

have mercy
§   
Arti murah hati - Merciful.
Orang yang murah hatinya akan menerima KEMURAHAN.
Bahasa Yunaninya ELEEMON = Murah Hati.
Bahasa Ibrraninya KHESED     = Empati.

Ada 3 unsur yang harus ada dalam kemurahan hati :
a.  Kemampuan untuk melihat penderitaan orang lain dari sudut orang itu sehingga bisa ikut merasakan penderitaannya.
b.  Adanya rasa kasihan/simpati pada orang yang menderita itu.
Kamus Webster mengatakan bahwa kata bahasa Inggris ‘sympathy’ berasal dari kata bahasa Yunani SYMPATHEIA yang berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu SYN (= bersama-sama dengan) dan PATHOS (= feeling / perasaan).
Jadi, ‘simpati’ artinya adalah ‘merasa bersama-sama dengan orang yang menderita’.
c. Adanya tindakan menolong.
Rasa kasihan yang tidak diikuti tindakan menolong, sama sekali tidak berguna (Yakobus 2:15-16  1 Yohanes 3:18).

Kalau sungguh-sungguh melakukan kemurahan hati ini:
Menghindarkan kita untuk berbuat baik dengan cara yang keliru.
Kalau kita tahu bahwa pertolongan/tindakan kita itu akan membawa akibat yang jelek untuk orang yang kita tolong itu, maka tindakan ‘murah hati’ itu adalah salah.

Contoh kehidupan (kemurahan hati) yang keliru :
Ø  Memberi uang kepada orang yang malas / tidak mau bekerja (2 Tesalonika 3:10  Amsal 3:27,28).
Ø  Meminjami uang / kendaraan yang jelas akan dipakai untuk hal-hal yang berdosa seperti rokok, berzinah, dan sebagainya.
Ø  Mengantar orang sakit ke dukun.
Ø  Orang tua/guru/majikan yang tidak menindak anak/murid/ pegawai yang salah.

Kasih/kemurahan hati harus disertai dengan kebenaran (1 Yohanes 3:18). Yang harus diingat bahwa Allah kita adalah Allah yang tegas dalam mendidik anak-anaknya (Ibrani 12:5-11).
Contoh dari Alkitab yang keliru tentang kemurahan hati :
Martha : Lukas 10:38-42
Melakukan perbuatan baik dengan cara kita sendiri, kita paksa orang lain untuk menerima kebaikan kita (selamilah orang lain).

Kalau kita memiliki kemurahan hati memudahkan pengampunan serta toleransi bagi semua orang.
Untuk itu bagaimana bisa menjadi murah hati?
a.  Harus sudah mengalami kemurahan Allah (bdk. Ef 4:32-5:2).
Yesus mengecam orang yang sudah mendapat kemurahan tetapi tidak mau bermurah hati (Matius 18:23-35).
b. Harus mengalami penderitaan (Ibrni 2:18;  Ibrani 4:15;  2 Korintus 1:3-6).
Tanpa ini kita tidak akan bisa mengerti penderitaan orang lain.
Seseorang mengatakan:
“God does not comfort us to make us comfortable, but to make us comforters” (= Allah tidak menghibur kita untuk membuat kita merasa nyaman, tetapi untuk membuat kita menjadi penghibur).
c.  Harus tahu / mengerti kebenaran / Firman Tuhan.
Tanpa ini kita akan melakukan tindakan ‘murah hati’ yang salah.
Contoh : Pelayan Tuhan disebuah Gereja (trouble maker).
Injil menekankan untuk diampuni harus mengampuni (Yakobus 2:13; Matius 18:35; Matius 6:12, 14-15)

Bukankah itu yang dilakukan Allah/Yesus Kristus:
Untuk menunjukan kemurahan hati sehingga Ia menjadi Manusia.
a.   Allah sendiri.
Untuk menunjukan kemurahan hati sehingga Ia menjadi Manusia.
Ia melihat diri kita dari sudut kita (Mazmur 103:14), Ia kasihan pada kita, Ia menolong kita. Dalam diri Allah terdapat:
v  Kasih Karunia/Grace/CHARIS: ini menangani dosa.
v  Kemurahan hati/Mercy/ELEOS: ini menangani penderitaan akibat dosa.
b.  Orang Samaria yang murah hati dalam Lukas 10:30-37.
Kata ‘belas kasihan’ dalam Lukas 10:37 dalam bahasa Yunaninya adalah ELEOS (= kemurahan hati/mercy).
c.  ‘Domba-domba’ dalam Matius 25:34-40; jadi, ‘murah hati’ itu adalah ciri dari ‘domba’.
Contoh : kalau kita menaruh perhatian kepada orang lain, maka orang lain pasti memperhatikan kita juga.


Dengan menjadi orang yang murah hatinya kita dapat melihat dengan matanya, berpikir dengan pikirannya dan merasakan dengan Perasaannya (orang lain). Dan hal itu akan juga diperlakukan seperti itu oleh orang lain, dan itulah yang dilakukan Allah didalam Yesus Kristus.

Saturday, September 27, 2014

ORANG YANG LAPAR DAN HAUS, Matius 5:6

indram642.blogspot.com

 ORANG YANG LAPAR DAN HAUS,  Matius 5:6
-          Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall be filled (NKJV)

-          Blessed and fortunate and happy and spiritually prosperous (in that state in which the born-again child of God enjoys His favor and salvation) are those who hunger and thirst for righteousness (uprightness and right standing with God), for they shall be completely satisfied! (Amplified Bible)

-          Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 

-          μακάριοι   ο         πεινντες   κα   διψντες     τν
makarioi   oi         peinōntes    kai    dipsōntes   tēn
blessed     those  hunger  and   thirst           those      
-          δικαιοσύνην       τι   ατο    χορτασθήσονται.
dikaiosunēn       oti    autoi    chortasthēsontai
frighteousness   for   they     satisfied

I.   LAPAR DAN HAUS.
Kata Lapar dan Haus untuk orang yang berkecukupan adalah suatu kata yang sulit ditangkap maknanya secara baik dan mendalam atau sebaliknya suatu kata yang menakutkan, tetapi untuk orang yang berkekurangan arti kata Haus dan Lapar itu suatu kata yang biasa dan mudah dimengerti karena mereka sering hidup didalam kehausan dan kelaparan.

Dengan dasar ayat diatas saya mau sedikit sharing prinsip ayat diatas yaitu tentang Lapar dan Haus.

Kalau kita sedikit saja memperhatikan dan merenungkan Matius 5:6 ini maksud dari Lapar dan Haus yang ditulis ayat ini bukanlah masalah Lapar dan Haus yang biasa tetapi Lapar dan Haus dimana manusia yang sudah lama tidak ketemu yang namanya Air/Makanan, sehingga kedahagaannya/kelaparannya akan air/makanan itu benar-benar melingkupi hidupnya, contoh :

1.     KELAPARAN, Seperti seorang pengemis yang tidak mempunyai apa-apa dan berhari-hari tidak mendapatkan makanan, sehingga perutnya sangat lapar bahkan mau mati karena kelaparannya itu dan mengharapkan makanan untuk dimakannya.
2.    KEHAUSAN, Seperti orang yang sedang berjalan digurun dan kehabisan air digurun itu sedangkan jalan yang ditempuhnya masih jauh serta sekelilingnya hanya tanah dan pasir saja dan berhari-hari tidak menemukan air, sepertinya mau mati karena kehausan akan air.

Nah bayangan KELAPARAN dan KEHAUSAN seperti itulah yang saya mau jelaskan dalam perikop ini, tapi haus dan lapar akan KEBENARAN (bukan lapar dan haus akan hal-hal jasmani tapi hal-hal yang rohani). Yaitu kelaparan dan kehausan yang tidak biasa yang dapat diobati hanya dengan segelas air dan sepotong kue saja.

Pada umumnya orang tidak mengingini seluruh kebenaran, mereka hanya mengingini sebahagian saja dari kebenaran itu. Contoh :

a.    Ada orang yang mungkin merupakan orang yang baik, orang yang tidak memiliki kecacatan moral sama sekali, kejujurannya, moralitasnya, kehormatannya, sangat tidak diragukan lagi tetapi mungkin orang yang demikian memilik sikap yang keras, kikir, bahkan acuh tak acuh dan tidak menaruh perhatian kepada sesamanya yang mengalami kesedihan dan kesusahan, bahkan diam saja saat seseorang meminta pertolongannya.

Orang yang seperti ini memilik kebaikan yang Partial, yaitu kebaikan yang hanya sebagian saja. Atau.

b.    Ada orang yang banyak melakukan kesalahan, mungkin ia pemabuk, suka bersumpah, berjudi, dan suka marah. Tapi kalau orang ini melihat orang yang kesusahan ia akan mudah menolong. (baik melalui tenaga, uang, pikiran, baju, sepatu apasaja yang dipakainya. dll)  dia mau mmberikannya.

Namun kebaikan seperti inipun adalah kebaikan yang Partial. Tidaklah cukup dengan kebaikan yang Partial tersebut tetapi akan berbahagia orang yang Lapar dan Haus akan KEBENARAN (seluruh kebaikan)

II.  KEBENARAN.
1.   Ini adalah hal rohani, bukan materi / duniawi.
2.   ‘Kebenaran’ yang dimaksud di sini bukanlah ‘kebenaran secara hukum/legal’ (justification) seperti dalam Roma 9:30-10:4, melainkan ‘kebenaran secara moral’ atau ‘kesucian’.
3.   Lapar dan haus akan kebenaran’.
a.    Orang yang disebut berbahagia karena Lapar dan Haus adalah orang yang rindu pada hal-hal rohani.
Banyak orang hanya rindu pada hal-hal duniawi/materi seperti sex, uang, kekuasaan, kedudukan, hiburan, makanan/minuman dan lain-lain. Kitab Suci justru memperingatkan kita terhadap hal-hal tersebut (Lukas 21:34-36).

b.     Orang yang Lapar dan Haus adalah orang yang rindu pada kesucian.
Sadar akan dosa (Matius 5:3) dan sedih karena dosa (Matius 5:4) tidak cukup! Harus disertai dengan keinginan untuk menjadi suci (Matius 5:6). Kerinduan pada kesucian ini tidak terpisahkan dari kebencian pada dosa. Apakah saudara membenci semua dosa? Kalau saudara rindu pada kesucian dan benci pada dosa, itu merupakan pertanda bahwa rohani saudara hidup / sehat; tetapi kalau saudara tidak rindu pada kesucian dan saudara mencintai dosa, itu pertanda bahwa rohani saudara mati / sakit.

c.      Kerinduan pada kesucian/kebencian pada dosa itu harus ada wujudnya, yaitu:
o   Mencari Firman Tuhan (Perenungan/Pemahaman Alkitab, Saat Teduh, dll), karena Firman Tuhan merupakan alat Tuhan untuk menyucikan kita (Yohanes 15:3  Yeremia 23:29a).
o   Berdoa supaya Tuhan menolong saudara dalam kelemahan saudara (Matius 26:41).
o   Menjauhi pencobaan (Matius 6:13a). Adalah aneh kalau kita berdoa sesuai dengan kalimat ini, tetapi kita justru mendekati pencobaan.

Apakah 3 hal yang merupakan wujud dari keinginan untuk suci ini ada pada saudara? Kalau tidak ada, mungkin saudara sebetulnya tidak rindu untuk suci!
Apakah saudara merasa menderita kalau saudara 1 hari tanpa makanan rohani? Apakah saudara ‘menderita’ atau ‘tenang-tenang’ saja?

Tiap orang Kristen yang sungguh-sungguh pasti akan bersukacita pada waktu mendengar Firman Tuhan. Dan pada waktu ia mentaatinya ia juga akan merasakan sukacita (Yesaya 48:18).

Demikianlah orang yang Lapar dan haus akan Kebenaran disebut berbahagia, karena laparnya dan hausnya yagn sungguh-sungguh sepertinya mau mati saja akan kelaparan dan kehausannya akan Kebenaran maka orang ini akan mendapatkan kepuasan.


Bekasi, 05 Juni 2013

Indram642.blogspot.com

KALIMAT PENDEK

KITAB 1 KORINTUS

RHEMA HARI INI

KITAB MATIUS