![]()  | 
| Saduki | 
Matius 22:23-33, Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan
(Markus 12:18-27; Lukas 20:27-40)
23 Kisah
23:8  Pada hari itu datanglah kepada
Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan.
Mereka bertanya kepada-Nya: 
24  Ulangan 25:5 “Guru, Musa mengatakan, bahwa
jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan
isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 
25  Tetapi di antara kami ada tujuh orang
bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak
mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. 
26  Demikian juga yang kedua dan yang ketiga
sampai dengan yang ketujuh. 
27  Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan
itu pun mati. 
28  Siapakah di antara ketujuh orang itu yang
menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah
beristerikan dia.” 
29  Yesus menjawab mereka: “Kamu sesat, sebab kamu
tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! 
30  Karena pada waktu kebangkitan orang tidak
kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 
31  Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati
tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: 
32  Keluaran 3:6 Akulah Allah Abraham, Allah Ishak
dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” 
33  Orang banyak yang mendengar itu takjub akan
pengajaran-Nya.
The Sadducees: What About the Resurrection?
23  Mark 12:18–27; Luke
20:27–40The same day the Sadducees, Acts 23:8who say there is no resurrection,
came to Him and asked Him, 
24  saying: “Teacher, Deut.
25:5Moses said that if a man dies, having no children, his brother shall marry
his wife and raise up offspring for his brother. 
25  Now there were with us
seven brothers. The first died after he had married, and having no offspring,
left his wife to his brother. 
26  Likewise the second also,
and the third, even to the seventh. 
27  Last of all the woman died
also. 
28  Therefore, in the
resurrection, whose wife of the seven will she be? For they all had her.”
29  Jesus answered and said to
them, “You are mistaken, John 20:9not knowing the Scriptures nor the power of
God. 
30  For in the resurrection
they neither marry nor are given in marriage, but (1 John 3:2)are like angels
of God in heaven. 
31  But concerning the
resurrection of the dead, have you not read what was spoken to you by God,
saying, 
32  Gen. 17:7; 26:24; 28:21;
Ex. 3:6, 15; Mark 12:26; Luke 20:37; Acts 7:32; (Heb. 11:16)‘I am the God of
Abraham, the God of Isaac, and the God of Jacob’? God is not the God of the
dead, but of the living.” 
33  And when the multitudes
heard this, Matt. 7:28they were astonished at His teaching.
ORANG SADUKI
Orang saduki tidak banyak jumlahnya,
tetapi mereka adalah orang-orang kaya, kaum aristokrat, dan Imam-imam besar/Sanhedrin
(Kisah 15:17), kelompok yang memerintah.
Contoh : Imam-imam kepala.
Dalam dunia politik, mereka
adalah kolaborator, selalu siap untuk bekerja sama dengan pemerintah Romawi,
tentu saja jika kerja sama itu membuahkan hasil yang bermanfaat demi kedudukan
istimewa mereka.
Dalam pemikiran orang Saduki
terbuka bagi gagasan-gagasan Yunani.
Dalam kepercayaan Yahudi
mereka, mereka adalah kaum tradisionalis.
Mereka menolak hukum lisan
dan hukum dari para ahli Taurat, yang bagi orang Farisi sangat penting.
Bagi orang Saduki : 
v  Kitab Suci yang dipandang mengikat ialah PENTATEUKH.
v  Tidak mengakui kitab-kitab para nabi dan kitab puisi sebagai kitab
suci.
v  Menyangkal kehidupan sesudah kematian, orang Farisi sebaliknya.
v  Tidak percaya Kebangkitan Tubuh, orang Farisi sebaliknya.
v  Mereka tidak percaya adanya malaikat, roh, dan kebangkitan orang
mati. (ayat 23 bdk. Kisah 23:6-8)
Dengan keberadaan orang
Saduki seperti inilah, mereka mengajukan pertanyaan kepada Yesus tentang
kematian dan kebangkitan, melalui sebuah pertanyaan yang cukup terkenal pada
zaman itu, yaitu perkawinan Levirat/perkawinan ipar (walaupun masih diragukan
praktik pernikahan Levirat ini menjadi sebuah kebiasaan pada zaman itu untuk
orang Yahudi). Sekalipun ada ayat-ayat yang mendukung Perkawinan Levirat. (Ulangan
25:5-10; Kejadian 38 (Tamar); Rut 4.
Ayat 24-28.
Orang Saduki mengutip perkawinan Levirat dimana
tujuh orang saudara laki-laki, masing-masing mati tanpa meninggalkan anak ,
setelah menikahkan perempuan yang sama. Dan orang Saduki bertanya,”Ketika
kebangkitan terjadi, siapakah yang menjadi suami perempuan itu ?”. Jelas, ini
pertanyaan menjebak.
Yesus menjawab dengan meletakan satu prinsip,
Pertanyaan itu adalah kesalahan dasar, yang berpikir bahwa surga sama dengan
bumi, dan berpikir kekekalan dengan istilah kekinian.
Jawaban Yesus ialah bahwa setiap orang yang membaca
Kitab Suci harus mengerti bahwa surga bukan sekedar kelanjutan atau
perpanjangan dunia ini. Di Surga kelak ada hubungan-hubungan yang baru dan
lebih agung, yang jauh melampaui hubungan-hubungan jasmani di dunia sekarang
ini.
Ayat 31-32.
Yesus menjawab juga tentang
Kematian dan kebangkitan, melalui Keluaran 3:6 yang menyatakan “Akulah Allah
Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Bukan Allah orang mati, sebab tidak
mungkin Allah menjadi Allah orang mati dan mayat yang membusuk. Allah yang
hidup itu haruslah Allah dari manusia-manusia yang hidup pula”. Itulah jawaban
Tuhan Yesus kepada orang Saduki bahwa ada kehidupan sesudah kematian yang tidak
boleh dipikirkan dalam istilah-istilah duniawi.
Sadducees Question the Resurrection
(Mark 12:18-27; Luke 20:27-40)
23 Ἐν  ἐκείνῃ  τῇ  ἡμέρᾳ  προσῆλθον  αὐτῷ  Σαδδουκαῖοι, 
λέγοντες  μὴ  εἶναι  ἀνάστασιν,  καὶ  ἐπηρώτησαν  αὐτὸν  
24 λέγοντες  Διδάσκαλε,  Μωϋσῆς  εἶπεν  Ἐάν  τις  ἀποθάνῃ  μὴ  ἔχων 
τέκνα,  ἐπιγαμβρεύσει 
ὁ  ἀδελφὸς  αὐτοῦ  τὴν  γυναῖκα  αὐτοῦ  καὶ  ἀναστήσει 
σπέρμα  τῷ  ἀδελφῷ  αὐτοῦ.  
25 ἦσαν  δὲ  παρ’  ἡμῖν  ἑπτὰ  ἀδελφοί·  καὶ  ὁ  πρῶτος 
γήμας  ἐτελεύτησεν, 
καὶ  μὴ  ἔχων 
σπέρμα  ἀφῆκεν  τὴν  γυναῖκα  αὐτοῦ  τῷ  ἀδελφῷ  αὐτοῦ·  
26 ὁμοίως  καὶ  ὁ 
δεύτερος  καὶ  ὁ 
τρίτος,  ἕως  τῶν  ἑπτά·  
27 ὕστερον  δὲ  πάντων  ἀπέθανεν  ἡ  γυνή.  
28 ἐν  τῇ  ἀναστάσει  οὖν  τίνος  τῶν  ἑπτὰ  ἔσται 
γυνή;  πάντες  γὰρ  ἔσχον  αὐτήν. 
29 ἀποκριθεὶς  δὲ  ὁ  Ἰησοῦς  εἶπεν  αὐτοῖς  Πλανᾶσθε  μὴ  εἰδότες  τὰς  γραφὰς  μηδὲ  τὴν 
δύναμιν  τοῦ  Θεοῦ. 
30 ἐν  γὰρ  τῇ  ἀναστάσει  οὔτε  γαμοῦσιν  οὔτε 
γαμίζονται,  ἀλλ’  ὡς  ἄγγελοι  ‹θεοῦ›  ἐν  τῷ  οὐρανῷ  εἰσιν.  
31 περὶ  δὲ  τῆς  ἀναστάσεως  τῶν  νεκρῶν  οὐκ  ἀνέγνωτε  τὸ  ῥηθὲν  ὑμῖν  ὑπὸ  τοῦ  Θεοῦ 
λέγοντος  
32 Ἐγώ  εἰμι  ὁ  Θεὸς  Ἀβραὰμ  καὶ  ὁ  Θεὸς  Ἰσαὰκ  καὶ  ὁ  Θεὸς  Ἰακώβ;  οὐκ  ἔστιν  ὁ  Θεὸς  νεκρῶν  ἀλλὰ  ζώντων.  
33 καὶ  ἀκούσαντες  οἱ  ὄχλοι  ἐξεπλήσσοντο  ἐπὶ  τῇ  διδαχῇ  αὐτοῦ.
Jesus confutes the Sadducees for
the resurrection:
23 en  ekeinē  tē 
ēmera  prosēlthon  autō 
saddoukaioi,  legontes  mē 
einai  anastasin,  kai 
epērōtēsan  auton  
24 legontes·  didaskale,  mōusēs 
eipen·  ean  tis 
apothanē  mē  echōn 
tekna,  epigambreusei  o 
adelphos  autou  tēn 
gunaika  autou  kai 
anastēsei  sperma  tō 
adelphō  autou.  
25 ēsan  de  par 
ēmin  epta  adelphoi 
kai  o  prōtos 
gēmas  eteleutēsen,  kai 
mē  echōn  sperma 
aphēken  tēn  gunaika 
autou  tō  adelphō 
autou·  
26 omoiōs  kai  o 
deuteros  kai  o 
tritos  eōs  tōn 
epta.  
27 usteron  de  pantōn 
apethanen  ē  gunē.  
28 en  tē  anastasei 
oun  tinos  tōn 
epta  estai  gunē; 
pantes  gar  eschon 
autēn·  
29 apokritheis  de  o 
iēsous  eipen  autois· 
planasthe  mē  eidotes 
tas  graphas  mēde 
tēn  dunamin  tou 
theou·  
30 en  gar  tē 
anastasei  oute  gamousin 
oute  gamizontai,  all 
ōs  angeloi  en 
tō  ouranō  eisin. 
31 peri  de  tēs 
anastaseōs  tōn  nekrōn 
ouk  anegnōte  to 
rēthen  umin  upo 
tou  theou  legontos· 
32 egō  eimi  o 
theos  abraam  kai 
o  theos  isaak 
kai  o  theos 
iakōb;  ouk  estin 
o  theos  nekrōn 
alla  zōntōn.  
33 kai  akousantes  oi 
ochloi  exeplēssonto  epi 
tē  didachē  autou.
