Saturday, October 8, 2022

NABI DAN IMAM DALAM PL




NABI dan IMAM

Seorang nabi bukan sekadar pemimpin agama lain di dalam sejarah Ibrani, tetapi seorang yang dirinya telah dimasuki dan dikuasai oleh Roh Allah dan Firman Allah (Yeh 37:1,4: 1. Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah. 4. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.). Karena di dalam dirinya ada Roh dan Firman, nabi PL mempunyai tiga ciri sebagai berikut:

1. Pengetahuan yang dinyatakan secara ilahi. Seorang nabi menerima pengetahuan yang diberi Allah mengenai orang, peristiwa, dan kebenaran penebusan. Maksud utama pengetahuan ini ialah mendorong umat Allah agar tetap setia kepada Allah dan perjanjian-Nya. Ciri khas nubuat PL yang menonjol ialah bahwa kehendak Allah bagi umat-Nya dijelaskan melalui ajaran, teguran, dan peringatan. Allah memakai para nabi untuk menyatakan hukuman-Nya sebelum itu terjadi. Dari tanah sejarah gelap Israel dan Yehuda timbullah nubuat-nubuat khusus tentang Mesias dan kerajaan Allah, serta ramalan aneka peristiwa dunia di masa depan.

2. Kuasa yang diberikan secara ilahi. Para nabi tertarik ke dalam lingkaran ajaib ketika dipenuhi dengan Roh Allah. Melalui para nabi, kuasa dan hidup Allah ditunjukkan secara adikodrati di tengah-tengah dunia yang pada umumnya tertutup bagi itu semua.

3. Gaya hidup yang khusus. Pada umumnya nabi-nabi meninggalkan kegiatan hidup sehari-hari yang biasa untuk hidup semata-mata bagi Allah. Mereka dengan gigih menentang penyembahan berhala, kebejatan, dan bermacam-macam kejahatan di antara umat Allah, dan juga mengecam korupsi dalam kehidupan para raja dan imam; mereka merupakan aktivis yang mendukung perubahan kudus dan benar di Israel. Para nabi, yang senantiasa giat demi kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, memperjuangkan kehendak Allah tanpa memikirkan risiko pribadi.

NABI DAN IMAM.

Sepanjang sebagian besar sejarah Israel, imam dan nabi sering kali bersengketa. Allah bermaksud agar mereka bekerja sama, tetapi para imam cenderung berkompromi dengan tidak menentang keburukan umat Allah.

1) Para imam biasanya terikat dengan keadaan pada masanya, merasa sulit untuk berbakti kepada Allah kecuali melalui berbagai upacara dan liturgi. Walaupun moralitas mempunyai tempat resmi di dalam teologi mereka, dalam praktik mereka tidak menekankan hal itu.

2) Seorang nabi, pada pihak lain, sangat mementingkan gaya hidup, perilaku dan masalah-masalah moral. Ia senantiasa menentang orang-orang yang tergantung pada sekadar melakukan kewajiban agama saja. Ia menjengkelkan, mendorong, mengecam, berdiri sendiri menuntut kebenaran dan bersikeras untuk menerapkan prinsip abadi Allah pada kehidupan. Nabi itu seorang guru tata susila, pembaharu moral, dan pengusik pikiran manusia; ia menyingkapkan dosa dan kemurtadan, senantiasa berusaha untuk menggerakkan umat Allah agar hidup kudus.

BERSELANCAR DALAM KEBENARAN, Tgl.08.10.22


KALIMAT PENDEK

INJIL LUKAS 11

RHEMA HARI INI

BERSELANCAR DALAM KEBENARAN (MATIUS)