https://gbiwarakas.blogspot.com/
Karyadi DONE SUDAH BACA
1 Samuel 1:9-11 Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN, dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.
Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."
RHEMA HARI INI
Ada seorang perempuan bernama Hana yg sdg menghadap Tuhan di Silo, Dia berdoa dgn sungguh2. Di dekatnya ada Imam Eli . Imam Eli adalah keturunan Itamar, putra keempat Harun. Tugas dari anggota keluarga ini ialah memelihara benda-benda perabotan Kemah Suci. Kapan kedudukan imam besar beralih ke keluarga Eli tidak diketahui.
Hana sedang mengalami pergumulan berat, sampai-sampai ia tidak bisa dihiburkan siapapun. Apa masalahnya? Ia tidak bisa mengandung dan melahirkan anak! Ini merupakan aib bagi seorang istri dalam budaya patriark, seperti Israel. Elkana, suaminya, menambah penderitaannya dengan ketidakmampuan mengerti perasaan istri yang tertekan (ayat 8). Apalagi sikap merendahkan dari madunya, Penina yang bisa memberikan keturunan bagi Elkana. Pandangan yang berlaku dalam bangsa Israel pada masa itu, kemandulan merupakan hukuman Tuhan atas seorang wanita. Itulah kata-kata hinaan Penina kepada Hana (lihat ayat 6-7). Lalu, apakah benar Tuhan sedang menghukum Hana?
Bukankah lebih baik mandul namun setia dalam monogami daripada beroleh anak namun melukai pasangan sendiri?
Ketika berada dirumah Tuhan Hana memanjatkan doa dengan hati yang hancur, Hana memohon kepada Allah agar ia dianugerahi seorang putera. Ia bernazar bahwa anak itu akan dipersembahkan kepada Allah, sejak masa kanak-kanaknya. Tuhan memakai Imam Eli untuk menjawab pergumulan Hana. Hana terhibur karena ia tahu bahwa Tuhan mendengar dan menjawab doanya.
Hana meminta anak, tetapi Allah memberi manusia spesial, anaknya besar ternyata menjadi Hakim dan Nabi atas Israel, Hana minta anak, Tuhan kasih Nabi.
Melalui kisah Hana, kita dapat melihat bahwa orang beriman tidak luput dari berbagai situasi sulit yang harus dihadapi. Dalam situasi demikian, bisa saja kita merasa sedih atau gusar. Namun janganlah putus asa, apalagi mundur dari Tuhan. Pada saat seperti itu, kita harus datang kepada Allah dengan membawa seluruh masalah atau pergumulan kita. Serahkanlah diri kita sepenuhnya kepada Allah, melalui doa-doa kita. Namun yang kita cari di dalam doa kita adalah agar kehendak-Nya dinyatakan di dalam diri kita (Matius 6:9-10). Karena doa dimaksudkan untuk memampukan kita melaksanakan maksud-maksud Allah dan bukan hanya meminta Allah melakukan apa yang kita inginkan saja. Selain itu, kita harus berdoa dengan bersungguh-sungguh. Niscaya Allah akan memampukan kita mengalami damai sejahtera dalam setiap pergumulan kita (Filipi 4:6-7).
No comments:
Post a Comment