PERNIKAHAN = MENINGGALKAN AYAH DAN IBU
KEJADIAN 2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Sebab itu seorang Laki-laki ... bersatu (dãbaq) dengan istrinya.
Sang Khalik telah menetapkan dasar lengkap bagi pernikahan monogami. Penafsir
Ibrani terkemuka, Rashi, menyatakan bahwa kata-kata ini merupakan tafsir khusus
dari Roh Kudus. Tafsiran terakhir tentang persatuan Laki-laki dengan perempuan
diberikan oleh Tuhan kita ketika Ia mengatakan, "Sebab
itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua,
melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh
diceraikan manusia" (Mrk. 10:7-9).
Allah memaksudkan bahwa ikatan pernikahan harus tidak dapat
dipecahkan selamanya. Bersatu (dãbaq) berarti "melekatkan diri
kepada" istri (istrinya sendiri). Kata untuk istri adalah dalam bentuk
tunggal. Laki-laki, yang lebih kuat, adalah pihak yang harus melekatkan diri.
Istri akan terlekat manakala sang suami menggunakan kuasa yang penuh kasih
sebagaimana dilukiskan dalam ayat ini. Kasih itu kuat dan bertahan lama. "Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh
diceraikan manusia. Pernyataan ini memang kuno, namun benar-benar
merupakan sabda Allah bagi kita semua dewasa ini, dan untuk selama-lamanya.
Betapa menakjubkan bahwa hubungan yang dilukiskan dengan
demikian akurat berabad-abad yang lalu oleh Musa ini masih berakar di dalam
kebenaran abadi dan ketetapan ilahi!
Kekudusan pernikahan berlandaskan pada inti Alkitab itu sendiri,
dan senantiasa digarisbawahi sebagai hal pokok oleh Roh Kudus. Allah
menghendaki agar makhluk-makhluk yang Ia ciptakan menurut gambar-Nya itu
menjadi bejana pilihan-Nya untuk mendirikan sebuah rumah tangga yang
menyenangkan bagi-Nya.
Di dalam Perjanjian Baru Roh Kudus mengungkapkan: hubungan
antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan Allah berdasarkan tatanan
penciptaan; kepemimpinan keluarga ada di tangan suami; kesucian abadi dari janji
pernikahan; jenis kasih yang seharusnya mempersatukan suami dengan istri;
kemurnian yang hendaknya dimiliki orang-orang yang melambangkan Mempelai
Perempuan untuk siapa Kristus mengorbankan nyawa-Nya.
Karyadi M
senimenulisisihatiTuhan
No comments:
Post a Comment