Saturday, October 17, 2020

PERTOBATAN ADALAH CARA TERBAIK MENGALAMI PEMULIHAN, BERKAT DAN KEMENANGAN.

https://gbiwarakas.blogspot.com/

Karyadi DONE SUDAH BACA

1 Samuel 7:10-13  Sedang Samuel mempersembahkan korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang melawan orang Israel. Tetapi pada hari itu TUHAN mengguntur dengan bunyi yang hebat ke atas orang Filistin dan mengacaukan mereka, sehingga mereka terpukul kalah oleh orang Israel.

Keluarlah orang-orang Israel dari Mizpa, mengejar orang Filistin itu dan memukul mereka kalah sampai hilir Bet-Kar.

Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita." 

Demikianlah orang Filistin itu ditundukkan dan tidak lagi memasuki daerah Israel. Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel.


RHEMA HARI INI

Mengapa hidup umat Israel tetap menderita dijajah Filistin? Padahal dari perikop sebelumnya, kita tahu tabut Allah sudah kembali ke tanah Israel dan orang Filistin pun sebenarnya kapok menghadapi Yahweh karena dewa Dagon tidak sanggup menghadapi keperkasaan Yahweh.

Penindasan selama dua puluh tahun oleh Filistin disebabkan Israel tidak pernah sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan. Tabut Allah jadi simbol keagamaan semata-mata tanpa kesadaran bahwa Tuhan menuntut penyembahan tunggal kepada-Nya. Perikop hari ini menunjukkan bagaimana mereka sebenarnya masih menyembah dewa-dewa Kanaan. Itulah sebabnya, keluhan Israel atas penindasan Filistin dijawab Samuel dengan ajakan pertobatan.

Pertobatan adalah cara terbaik mengalami pemulihan, berkat dan bahkan kemenangan. Pertobatan sejati juga ditunjukkan dengan hanya menyembah kepada Tuhan. Hidup berimankan Tuhan di setiap waktu itulah kekuatan kita menghadapi masalah apa pun.

Umat Tuhan mendua hati. Mereka memang melihat Tabut Perjanjian sebagai lambang kehadiran Tuhan, tetapi hati mereka masih berpaut pada Baal dan Asytoret sesembahan mereka.

Samuel muncul untuk mendorong pertobatan sejati. Baru setelah umat Israel benar-benar meninggalkan ilah-ilah palsu dan menyatakan pertobatan dengan sungguh-sungguh (ayat 4, 6), Tuhan menyertai bahkan menolong mereka dalam menyingkirkan musuh bebuyutan mereka, yaitu Filistin. 

Kemenangan yang mereka alami kini, sungguh-sungguh mereka sadari sebagai karya Allah. Tuhan adalah Batu Pertolongan (Eben-Haezer) yang teguh. Sepanjang masa pelayanan Samuel sebagai hakim atas Israel, bangsa Filistin tidak lagi menjadi rongrongan bagi mereka. 

Mungkin kekalahan demi kekalahan dalam hidup, ketika bergumul dengan pencobaan yang kita alami, disebabkan hati kita yang mendua. Walau kita mengaku Kristen dan berTuhankan Kristus, tetapi mata kita melirik pada ilah-ilah dunia ini. Bisa berupa kepercayaan-kepercayaan tradisi suku kita, bisa berupa pendewaan terhadap uang, harta, atau teknologi. 

Tidak heran Allah mendiamkan kita, Hanya pertobatan sungguh-sungguh yang menjadi kunci agar Tuhan berkenan lagi mengampuni dan menolong kita!

Thursday, October 15, 2020

MENGHORMATI ALLAH AKAN DIHORMATI, MENGHINA ALLAH AKAN DIRENDAHKAN.


Bacaan 1 Samuel 2:12-36.


1 Samuel 2:29-30  Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?

Sebab itu — demikianlah firman TUHAN, Allah Israel — sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapan-Ku selamanya, tetapi sekarang — demikianlah firman TUHAN —: Jauhlah hal itu dari pada-Ku! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.

RHEMA HARI INI

Anak-anak Eli: Hofni dan Pinehas. Mereka adalah orang-orang yang berkedok melayani Tuhan, tetapi sebenarnya mereka melayani diri sendiri. Dengan sewenang-wenang mereka melanggar dan mengubah peraturan kurban yang ditetapkan Tuhan disertai dengan tindakan- tindakan bejat (ayat 12-17). Hofni dan Pinehas tidak hanya tidak memedulikan nasihat ayah mereka, dan keluh kesah umat Israel, tetapi yang terparah, mereka tidak memedulikan tuntutan ilahi akan kekudusan mereka sebagai pelayan Allah. Mengapa kebejatan semacam ini bisa terjadi di dalam keluarga yang seharusnya menjadi panutan umat Allah? Sebab Imam Eli sendiri tamak dan lebih menyayangi anak-anaknya daripada menghormati Allah (ayat 29).

Kita adalah bangsa yang beragama, rajin beribadah, tetapi perilakunya seperti tidak bertuhan. Korupsi, kekerasan, dan berbagai perilaku amoral marak, bahkan tidak jarang dilakukan oleh para pemimpin. Teruslah kita anak2 Tuhan berdoa supaya semakin banyak pemimpin yg takut akan Tuhan, sehingga mereka memimpin dengan cara yg benar.

Perikop hari ini mengontraskan perilaku dan sikap anak-anak Eli, yakni Hofni dan Pinehas, dengan Samuel, si pelayan Tuhan yang masih muda. Hofni dan Pinehas adalah imam-imam Tuhan yang tidak menghormati Tuhan (ayat 12).

pada Ulangan 18:3 dan Imamat 7:31-34. Putra-putra Eli bersalah melakukan dosa ganda:

Pertama, mereka melakukan fungsi keimaman sebatas ritual, tetapi sesungguhnya tamak dan rakus untuk mendapatkan daging kurban, jatah mereka sebagai imam. Sikap mereka adalah "memandang rendah kurban untuk Tuhan" (ayat 17). Perbuatan mereka, melakukan perampasan terhadap daging-daging yang belum dibakar lemaknya (dalam Taurat, lemak dibakar untuk Tuhan) merupakan tindakan pelecehan terhadap Tuhan. mereka mengambil bagian mereka sebelum lemak dan darah dipersembahkan sebagai kurban kepada Tuhan.

Bukannya mengambil hanya bagian yang diserahkan kepada mereka, mereka mengambil semua yang dapat diraih dengan garpu;

Kedua, mereka hidup secara amoral, melakukan zina dgn perempuan yg melayani di depan Kemah Pertemuan (ayat 22). Tindakan mereka itu menajiskan diri dan mengotori rumah Tuhan. Sayang sekali, Eli, sebagai ayah mereka tidak tegas menegur dan mendidik anak-anaknya (ayat 22-25).

Ini terlihat dari sikapnya yang hanya memberi nasihat, tanpa adanya tindakan untuk mendisiplinkan mereka. Padahal anak-anaknya begitu keji di hadapan Tuhan.

Akibatnya Tuhan pun mengeraskan hati anak-anaknya dan akan membinasakan mereka (23-25).

Untuk kita hari-hari ini berbagai perilaku dan sikap amoral yang dilakukan bangsa kita dan para pemimpinnya, juga pemimpin Rohani (kita harus terus berdoa supaya para pemimpin (bukan saja pemimpin sekuler, tetapi Pemimpin Rohanipun harus hidupnya benar, tidak korupsi, tdk mengambil hak2 yg bukan haknya, krn Dosa mereka bukan hanya merupakan dosa terhadap sesama kita, melainkan dosa terhadap Allah (ayat 25)! Tidak ada pengampunan dan berkat Tuhan yang bisa diharapkan, kecuali bertobat sungguh-sungguh!  Amin.

KALIMAT PENDEK

KITAB 1 KORINTUS

RHEMA HARI INI

KITAB MATIUS