https://gbiwarakas.blogspot.com/
Karyadi DONE SUDAH BACA
1 Samuel 7:10-13 Sedang Samuel mempersembahkan korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang melawan orang Israel. Tetapi pada hari itu TUHAN mengguntur dengan bunyi yang hebat ke atas orang Filistin dan mengacaukan mereka, sehingga mereka terpukul kalah oleh orang Israel.
Keluarlah orang-orang Israel dari Mizpa, mengejar orang Filistin itu dan memukul mereka kalah sampai hilir Bet-Kar.
Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita."
Demikianlah orang Filistin itu ditundukkan dan tidak lagi memasuki daerah Israel. Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel.
RHEMA HARI INI
Mengapa hidup umat Israel tetap menderita dijajah Filistin? Padahal dari perikop sebelumnya, kita tahu tabut Allah sudah kembali ke tanah Israel dan orang Filistin pun sebenarnya kapok menghadapi Yahweh karena dewa Dagon tidak sanggup menghadapi keperkasaan Yahweh.
Penindasan selama dua puluh tahun oleh Filistin disebabkan Israel tidak pernah sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan. Tabut Allah jadi simbol keagamaan semata-mata tanpa kesadaran bahwa Tuhan menuntut penyembahan tunggal kepada-Nya. Perikop hari ini menunjukkan bagaimana mereka sebenarnya masih menyembah dewa-dewa Kanaan. Itulah sebabnya, keluhan Israel atas penindasan Filistin dijawab Samuel dengan ajakan pertobatan.
Pertobatan adalah cara terbaik mengalami pemulihan, berkat dan bahkan kemenangan. Pertobatan sejati juga ditunjukkan dengan hanya menyembah kepada Tuhan. Hidup berimankan Tuhan di setiap waktu itulah kekuatan kita menghadapi masalah apa pun.
Umat Tuhan mendua hati. Mereka memang melihat Tabut Perjanjian sebagai lambang kehadiran Tuhan, tetapi hati mereka masih berpaut pada Baal dan Asytoret sesembahan mereka.
Samuel muncul untuk mendorong pertobatan sejati. Baru setelah umat Israel benar-benar meninggalkan ilah-ilah palsu dan menyatakan pertobatan dengan sungguh-sungguh (ayat 4, 6), Tuhan menyertai bahkan menolong mereka dalam menyingkirkan musuh bebuyutan mereka, yaitu Filistin.
Kemenangan yang mereka alami kini, sungguh-sungguh mereka sadari sebagai karya Allah. Tuhan adalah Batu Pertolongan (Eben-Haezer) yang teguh. Sepanjang masa pelayanan Samuel sebagai hakim atas Israel, bangsa Filistin tidak lagi menjadi rongrongan bagi mereka.
Mungkin kekalahan demi kekalahan dalam hidup, ketika bergumul dengan pencobaan yang kita alami, disebabkan hati kita yang mendua. Walau kita mengaku Kristen dan berTuhankan Kristus, tetapi mata kita melirik pada ilah-ilah dunia ini. Bisa berupa kepercayaan-kepercayaan tradisi suku kita, bisa berupa pendewaan terhadap uang, harta, atau teknologi.
Tidak heran Allah mendiamkan kita, Hanya pertobatan sungguh-sungguh yang menjadi kunci agar Tuhan berkenan lagi mengampuni dan menolong kita!
No comments:
Post a Comment