Matius 5:23-24
23. Therefore if you bring your gift to
the altar, and there remember that your brother has something against you,
24. leave your gift there before the
altar, and go your way. First be reconciled to your brother, and then come and
offer your gift.
23 ἐὰν οὖν
προσφέρῃς τὸ δῶρον σου ἐπὶ τὸ θυσιαστήριον
κακεῖ μνησθῇς ὅτι ὁ ἀδελφός
σου ἔχει
τι κατὰ
σοῦ.
23
ean oun prospherēs to
dōron sou epi
to thusiastērion kakei
mnēsthēs oti o
adelphos sou echei ti
kata sou.
24 ἄφες ἐκεῖ
τὸ δῶρον σου ἔμπροσθεν
τοῦ θυσιαστηρίου καὶ ὕπαγε πρῶτον διαλλάγηθι
τῷ ἀδελφῷ
σου, καὶ
τότε ἐλθὼν
πρόσφερε τὸ δῶρον
σου.
24
aphes ekei to
dōron sou emprosthen
tou thusiastēriou kai upage
prōton diallagēthi tō
adelphō sou, kai
tote elthōn prosphere
to dōron sou.
Kalau ada orang yang melakukan kesalahan,
maka kelakuannya itu mengganggu hubungannya dengan Allah.
1. Persembahan
atau korban itu tidak akan dapat dipakai untuk menghapuskan dosa-dosa yang
bersifat sengaja.
2. Agar
korban Persembahan itu mencapai maksudnya, maka perlu disertai dengan pengakuan
dosa secara jujur dan pertobatan yang tulus.
3. Sebagai
pengganti diri orang yang mempersembahkannya.
Kita tidak akan mempunyai
hubungan yang baik dan benar dengan Allah kalau kita tidak mempunyai hubungan
yang baik dan benar dengan sesama kita.
a) Apa yang dimaksud dengan ‘ganjelan’ itu?
‘ganjelan’ itu tidak mungkin merupakan sesuatu yang remeh / kecil,
karena kalau demikian, alangkah sedikitnya orang yang bisa berbakti kepada
Allah. Jadi ‘ganjelan’ itu haruslah sesuatu yang cukup penting / besar. Tetapi saya berpendapat
bahwa kata-kata ini sukar dipraktekkan, karena besar atau kecil merupakan
sesuatu yang relatif.
Tetapi kalaupun saudara kita itu salah, tetapi kalau ia mengira dirinya
benar, sehingga ia mempunyai ganjelan terhadap kita, maka kita tetap harus
mengusahakan perdamaian dengan dia (bukan minta maaf, tetapi menjelaskan /
memberi pengertian kepadanya).
Satu hal lain yang ingin saya tambahkan adalah: kalau kita disuruh
berinisiatif untuk membereskan suatu ‘ganjelan’ yang ada dalam diri saudara
kita, apalagi kalau ‘ganjelan’ itu ada dalam diri kita sendiri! Adakah saudara
seiman / orang di sekitar saudara terhadap siapa saudara mempunyai ‘ganjelan’?
Bawa itu kepada Tuhan, dan bereskan! Bahkan mungkin sekali untuk membereskan
hal itu, saudara harus datang kepada orang tersebut, dan membicarakannya!
b) Mengapa hal seperti ini dihubungkan oleh
Yesus dengan hukum ke 6?
D. Martyn Lloyd-Jones: “the commandment not to kill really means we
should take positive steps to put ourselves right with our brother” (= perintah
untuk tidak membunuh berarti bahwa kita harus mengambil langkah-langkah yang
positif untuk meluruskan / memperbaiki hubungan kita dengan saudara kita).
c) Kata ‘persembahan’ / ‘memberikan persembahan’
(ay 23,24).
Matthew Poole: “It is a text usually applied with reference to communion
with God in the Lord’s supper, but equally extensive to any other part of
worship, hearing the word, James 1:21, and prayer, 1 Tim 2:8” (= Ini merupakan
text yang biasanya diterapkan berkenaan dengan persekutuan dengan Allah dalam
Perjamuan Kudus, tetapi juga mencakup lebih luas pada bagian lain dari ibadah /
kebaktian, mendengar firman, Yakobus 1:21, dan doa, 1 Timotius 2:8).
Yakobus 1:19-21 - “Hai
saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat
untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu
buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan
terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang
berkuasa menyelamatkan jiwamu”.
1 Timotius
2:8 - “Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa
dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan”.
Bandingkan juga dengan ayat-ayat di bawah ini:
Ø
Yesaya
1:15 - “Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan
mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan
mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah”.
Ø Yesaya 58:3-4 - “‘Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak
memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak
mengindahkannya juga?’ Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap
mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu
berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak
semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan
didengar di tempat tinggi”.
d) Ini tidak berarti bahwa
hubungan dengan manusia lebih penting dari pada hubungan dengan Allah.
Knox Chamblin: “The point is not that human relationships are more
important than the worship of God, but that these two are inextricably bound together
(the one inevitably affects the other)” [= Maksudnya bukan bahwa hubungan
dengan manusia lebih penting dari pada ibadah / kebaktian kepada Allah, tetapi
bahwa kedua hal ini terikat menjadi satu secara tak terpisahkan (yang satu
secara tak terhindarkan mempengaruhi yang lain.
e) Inisiatif untuk membereskan
ganjelan ini jelas bukan hal yang gampang. Ini membutuhkan kerendahan hati dan
penyangkalan diri!
f) Bagaimana kalau kita sudah
mengusahakan perdamaian secara benar, tetapi orang tersebut tidak mau berdamai?
Pulpit
Commentary: “The Christian can never excuse himself by saying, ‘My brother will
not be reconciled to me.’ He must be; and the Christian must not rest until he
is. The burden of right relations rests on him” (= Orang kristen tidak pernah
bisa beralasan dengan berkata: ‘Saudaraku tidak mau diperdamaikan dengan aku’.
Ia harus; dan orang kristen itu tidak boleh berhenti sampai ia mau. Beban dari
hubungan yang benar ada pada orang kristen itu)
Saya
berpendapat bahwa kata-kata ini salah, bahwa kalau kita sudah berusaha untuk
berdamai, tetapi orang itu tidak mau, maka itu tidak akan menghalangi ibadah
kita kepada Allah. Bdk. Roma 12:18 - “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu
bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”.
Calvin:
“so long as a difference with our
neighbour is kept up by our fault, we have no access to God”
(= selama suatu perbedaan dengan sesama
kita dipelihara / dipertahankan oleh kesalahan kita, kita tidak mempunyai akses
kepada Allah)
Bekasi, 31 Juli 2013
Karyadim642.blogspot.com
Matius 5:23-24
23. Sebab itu, jika engkau
mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu
yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
24. tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
No comments:
Post a Comment