Thursday, November 6, 2014

PERSEMBAHAN YANG BENAR - Matius 5:23-24


 PERSEMBAHAN YANG BENAR - Matius 5:23-24
23. Therefore if you bring your gift to the altar, and there remember that your brother has something against you,
24. leave your gift there before the altar, and go your way. First be reconciled to your brother, and then come and offer your gift.

23   ἐὰν ον  προσφέρς  τ  δρον  σου  π  τ  θυσιαστήριον  κακε  μνησθς  τι  δελφός  σου  χει  τι  κατ  σο
23 ean oun  prospherēs  to  dōron  sou  epi  to  thusiastērion  kakei  mnēsthēs  oti  o  adelphos sou  echei  ti  kata  sou.

24   φες  κε  τ  δρον  σου  μπροσθεν  το θυσιαστηρίου  κα  παγε  πρτον  διαλλάγηθι  τ  δελφ  σου,  κα  τότε  λθν πρόσφερε  τ  δρον  σου.

24 aphes  ekei  to  dōron  sou  emprosthen  tou  thusiastēriou kai  upage  prōton  diallagēthi  tō  adelphō  sou,  kai  tote  elthōn  prosphere  to  dōron sou.

Kalau ada orang yang melakukan kesalahan, maka kelakuannya itu mengganggu hubungannya dengan Allah.

1.     Persembahan atau korban itu tidak akan dapat dipakai untuk menghapuskan dosa-dosa yang bersifat sengaja.
2.    Agar korban Persembahan itu mencapai maksudnya, maka perlu disertai dengan pengakuan dosa secara jujur dan pertobatan yang tulus.
3.    Sebagai pengganti diri orang yang mempersembahkannya.

Kita tidak akan mempunyai hubungan yang baik dan benar dengan Allah kalau kita tidak mempunyai hubungan yang baik dan benar dengan sesama kita.

a)  Apa yang dimaksud dengan ‘ganjelan’ itu?

‘ganjelan’ itu tidak mungkin merupakan sesuatu yang remeh / kecil, karena kalau demikian, alangkah sedikitnya orang yang bisa berbakti kepada Allah. Jadi ‘ganjelan’ itu haruslah sesuatu yang cukup  penting / besar. Tetapi saya berpendapat bahwa kata-kata ini sukar dipraktekkan, karena besar atau kecil merupakan sesuatu yang relatif.
Tetapi kalaupun saudara kita itu salah, tetapi kalau ia mengira dirinya benar, sehingga ia mempunyai ganjelan terhadap kita, maka kita tetap harus mengusahakan perdamaian dengan dia (bukan minta maaf, tetapi menjelaskan / memberi pengertian kepadanya).
Satu hal lain yang ingin saya tambahkan adalah: kalau kita disuruh berinisiatif untuk membereskan suatu ‘ganjelan’ yang ada dalam diri saudara kita, apalagi kalau ‘ganjelan’ itu ada dalam diri kita sendiri! Adakah saudara seiman / orang di sekitar saudara terhadap siapa saudara mempunyai ‘ganjelan’? Bawa itu kepada Tuhan, dan bereskan! Bahkan mungkin sekali untuk membereskan hal itu, saudara harus datang kepada orang tersebut, dan membicarakannya!

b)   Mengapa hal seperti ini dihubungkan oleh Yesus dengan hukum ke 6?

D. Martyn Lloyd-Jones: “the commandment not to kill really means we should take positive steps to put ourselves right with our brother” (= perintah untuk tidak membunuh berarti bahwa kita harus mengambil langkah-langkah yang positif untuk meluruskan / memperbaiki hubungan kita dengan saudara kita).

c)   Kata ‘persembahan’ / ‘memberikan persembahan’ (ay 23,24).
Matthew Poole: “It is a text usually applied with reference to communion with God in the Lord’s supper, but equally extensive to any other part of worship, hearing the word, James 1:21, and prayer, 1 Tim 2:8” (= Ini merupakan text yang biasanya diterapkan berkenaan dengan persekutuan dengan Allah dalam Perjamuan Kudus, tetapi juga mencakup lebih luas pada bagian lain dari ibadah / kebaktian, mendengar firman, Yakobus 1:21, dan doa, 1 Timotius 2:8).

Yakobus 1:19-21 - “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu”.

1 Timotius 2:8 - “Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan”.

Bandingkan juga dengan ayat-ayat di bawah ini:

Ø  Yesaya 1:15 - “Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah”.

Ø  Yesaya 58:3-4 - “‘Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?’ Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi”.

d)   Ini tidak berarti bahwa hubungan dengan manusia lebih penting dari pada hubungan dengan Allah.

Knox Chamblin: “The point is not that human relationships are more important than the worship of God, but that these two are inextricably bound together (the one inevitably affects the other)” [= Maksudnya bukan bahwa hubungan dengan manusia lebih penting dari pada ibadah / kebaktian kepada Allah, tetapi bahwa kedua hal ini terikat menjadi satu secara tak terpisahkan (yang satu secara tak terhindarkan mempengaruhi yang lain.

e)   Inisiatif untuk membereskan ganjelan ini jelas bukan hal yang gampang. Ini membutuhkan kerendahan hati dan penyangkalan diri!

f)   Bagaimana kalau kita sudah mengusahakan perdamaian secara benar, tetapi orang tersebut tidak mau berdamai?

Pulpit Commentary: “The Christian can never excuse himself by saying, ‘My brother will not be reconciled to me.’ He must be; and the Christian must not rest until he is. The burden of right relations rests on him” (= Orang kristen tidak pernah bisa beralasan dengan berkata: ‘Saudaraku tidak mau diperdamaikan dengan aku’. Ia harus; dan orang kristen itu tidak boleh berhenti sampai ia mau. Beban dari hubungan yang benar ada pada orang kristen itu)

Saya berpendapat bahwa kata-kata ini salah, bahwa kalau kita sudah berusaha untuk berdamai, tetapi orang itu tidak mau, maka itu tidak akan menghalangi ibadah kita kepada Allah. Bdk. Roma 12:18 - “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”.

Calvin:
“so long as a difference with our neighbour is kept up by our fault, we have no access to God”
(= selama suatu perbedaan dengan sesama kita dipelihara / dipertahankan oleh kesalahan kita, kita tidak mempunyai akses kepada Allah)

Bekasi, 31 Juli 2013

Karyadim642.blogspot.com

Matius 5:23-24
23.   Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
24.   tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Thursday, October 30, 2014

JANGAN MARAH. Matius 5:21-22


 JANGAN MARAH - Jangan Marah
Matius 5:21-22

21   "You have heard that it was said to those of old, 'You shall not murder, and whoever murders will be in danger of the judgment.'
22   But I say to you that whoever is angry with his brother without a cause shall be in danger of the judgment. And whoever says to his brother, 'Raca!' shall be in danger of the council. But whoever says, 'You fool!' shall be in danger of hell fire.

21   ἠκούσατε  ὅτι  ἐρρέθη  τοῖς  ἀρχαίοις  οὐ  φονεύσεις  ὃς  δ’  ἂν  φονεύσῃ  ἕνοχος ἐσται  τῇ  κρίσει• 
21 ēkousate  oti  errethē  tois  archaiois  ou  phoneuseis  os  d  an  phoneusē enochos  estai  tē  krisei• 

22   ἐγὼ  δὲ  λέγω  ὑμῖν  ὅτι  πᾶς  ὁ  ὀργιζόμενος  τῷ  ἀδελφῷ  αὐτοῦ ἕνοχος  ἐσται  τῇ  κρίσει•  ὃς  δ’  ἂν  εἶπῃ  τῷ  ἀδελφῷ  αὐτοῦ  ῥακά,  ἕνοχος  ἐσται  τῷ συνεδρίῳ  ὃς  δ’  ἂν  εἶπῃ  μωρέ,  ἕνοχος  ἐσται  εἰς  τὴν  γέενναν  τοῦ  πυρός.

22 egō  de  legō  umin  oti  pas  o  orgizomenos  tō  adelphō autou  enochos  estaitē  krisei•  os  d  an  eipē  tō  adelphō  autou  raka,  enochos  estai tō  sunedriō  os  d  an  eipē  mōre,  enochos  estai  eis  tēn  geennan  tou  puros.

A.  MEMBUNUH
Terjemahan yang kurang tepat dari Kitab Suci Indonesia.
Ay 21: “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum”.

KJV/RSV/NIV/Lit: ‘it was said’ (= dikatakan).
Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘difirmankan’. Penggunaan kata  ‘firman’  menunjukkan bahwa itu merupakan kata-kata Allah/Perjanjian Lama, dan ini salah.

Kalau Yesus mengutip Perjanjian Lama, maka istilah yang biasa digunakan adalah:
Ø  ‘Ada tertulis’ (It is written / It has been written), seperti dalam Matius 4:4,7,10.
Ø  ‘Tidakkah kamu baca’, seperti dalam Matius 12:3,5;  Matius 19:4;  Matius 22:31.

Sebetulnya terjemahannya adalah ‘it was said’ (= dikatakan), seperti dalam Kitab Suci bahasa Inggris, dan ini tidak menunjuk pada kata-kata Allah, tetapi pada kata-kata / ajaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Hal yang sama terjadi pada ayat 27,31,33,38,43.

B.    MARAH.

Kalau kita perhatikan kalimat yang marah pasti ada tindakan amarah yang telah terjadi atau pasti ada orang yang sedang marah, sehingga orang lain yang mendengarkan tidak suka dan keluarlah statement kata Jangan Marah. Kalau kita perhatikan atau melihat orang yang sering marah rasanya kita tidak nyaman dengan orang yang suka marah atau saudara sendiri juga barangkali sering marah, sehingga saudara tidak disukai oleh orang lain.
Nah dengan penjelasan ayat diatas supaya kita Jangan/Tidak Marah. Saya mau menjelaskan sedikit tentang kata Marah.

Tidak semua kemarahan adalah dosa.
Ayat 22a (KJV): ‘But I say unto you, That whosoever is angry with his brother without a cause shall be in danger of the judgment’ (= Tetapi Aku berkata kepadamu: Bahwa siapapun yang marah kepada saudaranya tanpa alasan akan ada dalam bahaya penghakiman).

Kata-kata ‘without a cause’ (= tanpa alasan) hanya ada dalam manuscripts tertentu.

Kitab Suci jelas tidak menganggap semua kemarahan sebagai dosa. Ini terlihat dari:
Ø  Yesus berulangkali marah (Markus 3:5;  Yohanes 2:13-17), tetapi dikatakan tidak berdosa (Ibrani 4:15).
Ø  Kemarahan jemaat Efesus terhadap rasul-rasul palsu dipuji (Wahyu 2:2), dan sebaliknya ke‘sabar’an jemaat Korintus terhadap rasul-rasul palsu justru dikecam (2 Korintus 11:4).
Ø  Ef 4:26 yang berbunyi: Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu’, jelas menunjukkan bahwa ‘marah’ tidak selalu identik dengan ‘dosa’, dan bahwa kita bisa marah tetapi tidak berdosa.

Kemarahan yang benar biasanya adalah kemarahan yang dilandasi oleh kasih, dan ditujukan terhadap dosa, ketidak-adilan, penindasan, dan kesesatan.
Contoh:
Ø  orang tua yang marah kepada anak yang nakal.
Ø  orang kristen yang marah karena adanya ajaran sesat atau karena adanya korupsi dalam gereja.
Ø  kita marah karena adanya terorisme.
Ø  kita marah mendengar orang yang bersalah dibebaskan / orang yang tidak bersalah dihukum oleh pengadilan.

Perlu dicamkan bahwa sekalipun kemarahan seperti ini merupakan kemarahan yang benar, tetapi kalau perwujudannya kelewat batas maka itu menjadi salah / dosa. Misalnya kalau kemarahan terhadap anak diwujudkan dengan memaki anak atau memukul sehingga mencederai anak tersebut.

Tetapi jelas ada banyak kemarahan yang memang merupakan dosa, dan mungkin sebagian besar kemarahan kita, tidak bisa disebut sebagai ‘holy anger’ (= kemarahan yang suci), dan memang merupakan dosa. Dan ini dihubungkan oleh Yesus dengan hukum ke 6 (ayat 21). Jadi, kemarahan seperti itu merupakan pembunuhan dalam hati / pikiran.

Kata tidak marah ialah kalau ia sama sekai tidak mempunyai perasaan kasar atau jahat kepada sesamanya.

Ada 3 tahap hukuman yang dapat diterima dengan tahap-tahap kemarahan :
1.     Marah terhadap saudaranya.
Bahasa Yunaninya “ORGIZESTHAI” dan ada kata marah yaitu :
a.    THUMOS.
Kemarahan seperti nyala api yang keluar dari bahan yang mudah terbakar.
b.    ORGE.
Kemarahan sebagai sesuatu yang berurat dan berakar dan sulit dihilangkan.

Inilah kemarahan yang dikutuk Tuhan Yesus, Yakobus 1:20, Kolose 3:8.

2.    Kemarahan berubah menjadi kata-kata fitnah dan penghinaan.
RHAKA = tolol, tak berotak, dan berkepala kosong. (dosa kesombongan).
Kata Rhaka ini hanya dipakai oleh orang-orang yang sombong dan berhati tinggi, yang selalu menghina serta merendahkan sesamanya.

Dosa Kesombongan :
     1.     Kebanggaan asal-usul diri pribadi.
     2.    Gengsi.
     3.    Kedudukan dan uang.
     4.    Ilmu Pengetahuan.
     5.    Intelektual.

3.    Merusak nama dan Reputasi.
MOROS = tolol secara moral. Contoh : Mazmur 14;1

Yang demikian harus diserahkan kedalam Neraka yang menyala-nyala.
Neraka = GEHENNA (Matius 5:22, 29, 30; 10:28; 18:9; 23:5, 33; Markus 9:43,45,47; Lukas 12:5; Yakobus 3:6).

Di Israel yang disebut Gehena adalah sebuah tempat yang disebut Lembah Hinnom. 2 Tawarikh 28:3; 2 Raja 23:10; Markus 9:44-49.


Bekasi, 29 Juli 2013

Karyadim642.blogspot.com

21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.

22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.


KALIMAT PENDEK

KITAB 1 KORINTUS

RHEMA HARI INI

KITAB MATIUS