indram642.blogspot.com |
Matius 5:6
-
Blessed are those who hunger and
thirst for righteousness, for they shall be filled (NKJV)
-
Blessed and
fortunate and happy and spiritually prosperous (in that state in which the
born-again child of God enjoys His favor and salvation) are those who hunger
and thirst for righteousness (uprightness and right standing with God), for
they shall be completely satisfied! (Amplified Bible)
-
Berbahagialah orang yang lapar
dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
-
μακάριοι οἱ πεινῶντες καὶ διψῶντες τὴν
makarioi oi peinōntes kai dipsōntes tēn
blessed those hunger and thirst those
makarioi oi peinōntes kai dipsōntes tēn
blessed those hunger and thirst those
-
δικαιοσύνην ὅτι αὐτοὶ χορτασθήσονται.
dikaiosunēn oti autoi chortasthēsontai
frighteousness for they satisfied
dikaiosunēn oti autoi chortasthēsontai
frighteousness for they satisfied
I. LAPAR DAN HAUS.
Kata Lapar dan Haus untuk orang yang berkecukupan adalah suatu kata yang
sulit ditangkap maknanya secara baik dan mendalam atau sebaliknya suatu kata
yang menakutkan, tetapi untuk orang yang berkekurangan arti kata Haus dan Lapar
itu suatu kata yang biasa dan mudah dimengerti karena mereka sering hidup
didalam kehausan dan kelaparan.
Dengan dasar ayat diatas saya mau sedikit sharing prinsip ayat diatas
yaitu tentang Lapar dan Haus.
Kalau kita sedikit saja memperhatikan dan merenungkan Matius 5:6 ini
maksud dari Lapar dan Haus yang ditulis ayat ini bukanlah masalah Lapar dan
Haus yang biasa tetapi Lapar dan Haus dimana manusia yang sudah lama tidak
ketemu yang namanya Air/Makanan, sehingga kedahagaannya/kelaparannya akan air/makanan
itu benar-benar melingkupi hidupnya, contoh :
1.
KELAPARAN,
Seperti seorang pengemis yang tidak mempunyai apa-apa dan berhari-hari tidak
mendapatkan makanan, sehingga perutnya sangat lapar bahkan mau mati karena
kelaparannya itu dan mengharapkan makanan untuk dimakannya.
2.
KEHAUSAN,
Seperti orang yang sedang berjalan digurun dan kehabisan air digurun itu
sedangkan jalan yang ditempuhnya masih jauh serta sekelilingnya hanya tanah dan
pasir saja dan berhari-hari tidak menemukan air, sepertinya mau mati karena
kehausan akan air.
Nah bayangan KELAPARAN dan KEHAUSAN seperti
itulah yang saya mau jelaskan dalam perikop ini, tapi haus dan lapar akan
KEBENARAN (bukan lapar dan haus akan hal-hal jasmani tapi hal-hal yang rohani).
Yaitu kelaparan dan kehausan yang tidak biasa yang dapat diobati hanya dengan
segelas air dan sepotong kue saja.
Pada umumnya orang tidak mengingini seluruh
kebenaran, mereka hanya mengingini sebahagian saja dari kebenaran itu. Contoh :
a.
Ada orang yang
mungkin merupakan orang yang baik, orang yang tidak memiliki kecacatan moral
sama sekali, kejujurannya, moralitasnya, kehormatannya, sangat tidak diragukan
lagi tetapi mungkin orang yang demikian memilik sikap yang keras, kikir, bahkan
acuh tak acuh dan tidak menaruh perhatian kepada sesamanya yang mengalami
kesedihan dan kesusahan, bahkan diam saja saat seseorang meminta
pertolongannya.
Orang yang seperti ini memilik kebaikan yang Partial, yaitu
kebaikan yang hanya sebagian saja. Atau.
b.
Ada orang yang
banyak melakukan kesalahan, mungkin ia pemabuk, suka bersumpah, berjudi, dan
suka marah. Tapi kalau orang ini melihat orang yang kesusahan ia akan mudah
menolong. (baik melalui tenaga, uang, pikiran, baju, sepatu apasaja yang
dipakainya. dll) dia mau mmberikannya.
Namun kebaikan seperti inipun adalah kebaikan yang Partial.
Tidaklah cukup dengan kebaikan yang Partial tersebut tetapi akan berbahagia
orang yang Lapar dan Haus akan KEBENARAN (seluruh kebaikan)
II.
KEBENARAN.
1. Ini adalah hal rohani, bukan materi / duniawi.
2. ‘Kebenaran’ yang dimaksud di sini bukanlah ‘kebenaran secara hukum/legal’ (justification)
seperti dalam Roma 9:30-10:4, melainkan ‘kebenaran secara moral’ atau
‘kesucian’.
3. Lapar dan haus akan kebenaran’.
a. Orang yang disebut berbahagia karena Lapar dan Haus adalah orang yang rindu
pada hal-hal rohani.
Banyak orang hanya rindu pada hal-hal duniawi/materi
seperti sex, uang, kekuasaan, kedudukan, hiburan, makanan/minuman dan
lain-lain. Kitab Suci justru memperingatkan kita terhadap hal-hal tersebut (Lukas
21:34-36).
b. Orang yang Lapar dan Haus adalah orang yang rindu pada kesucian.
Sadar akan dosa (Matius 5:3) dan sedih karena dosa (Matius 5:4)
tidak cukup! Harus disertai dengan keinginan untuk menjadi suci (Matius 5:6).
Kerinduan pada kesucian ini tidak terpisahkan dari kebencian pada dosa. Apakah
saudara membenci semua dosa? Kalau saudara rindu pada kesucian dan benci pada
dosa, itu merupakan pertanda bahwa rohani saudara hidup / sehat; tetapi kalau
saudara tidak rindu pada kesucian dan saudara mencintai dosa, itu pertanda
bahwa rohani saudara mati / sakit.
c. Kerinduan pada kesucian/kebencian pada dosa itu harus ada wujudnya, yaitu:
o Mencari Firman Tuhan (Perenungan/Pemahaman Alkitab, Saat Teduh, dll),
karena Firman Tuhan merupakan alat Tuhan untuk menyucikan kita (Yohanes 15:3
Yeremia 23:29a).
o Berdoa supaya Tuhan menolong saudara dalam kelemahan saudara (Matius
26:41).
o Menjauhi pencobaan (Matius 6:13a). Adalah aneh kalau kita berdoa
sesuai dengan kalimat ini, tetapi kita justru mendekati pencobaan.
Apakah 3 hal yang merupakan wujud dari keinginan untuk suci ini ada pada
saudara? Kalau tidak ada, mungkin saudara sebetulnya tidak rindu untuk suci!
Apakah saudara merasa menderita kalau saudara 1 hari tanpa makanan rohani?
Apakah saudara ‘menderita’ atau ‘tenang-tenang’ saja?
Tiap orang Kristen yang sungguh-sungguh pasti akan bersukacita pada waktu
mendengar Firman Tuhan. Dan pada waktu ia mentaatinya ia juga akan merasakan
sukacita (Yesaya 48:18).
Demikianlah orang yang Lapar dan
haus akan Kebenaran disebut berbahagia, karena laparnya dan hausnya yagn
sungguh-sungguh sepertinya mau mati saja akan kelaparan dan kehausannya akan
Kebenaran maka orang ini akan mendapatkan kepuasan.
Karyadi M